Sunyi melingkupi ruangan yang tak begitu terang, bergantung lampu tidur yang remang, sebuah kertas dan mesin ketik saling bertaut bertulis kisah setelah hujan berlalu. Tumpukan kertas berjajar rapi di meja kayu berhias tanaman musim dingin yang telah layu, nafasku berat seolah aku ingin berkata "kapan ini akan usai?" meminum segelas teh hangat dengan asap yang masih menguap diatasnya dan selimut yang melingkupi tubuhku adalah pilihan yang tepat setelah hujan berlalu. "ah apa yang aku harapkan setelah hujan berlalu?" Begitu keluhku, ketika meilhat tumpukan kertas yang tak kunjung usai, ku minum teh panas, membuang lelahnya hari yang berlalu bersama kepulan asap panas teh di kerongkonganku. Malam dingin diselimuti kehangatan, cahaya lampu kota masih menunjukan eksistensinya pukul tengah malam. Namun ada sesuatu yang hilang, entah beberapa kali aku mencari, aku seperti kehilangan sesuatu ketika menatap ribuan lampu yang berpijar di luar sana. jantungku berdegup kencang setiap saat. Mungkin, apakah ini yang namanya rindu?, atau aku hanya kesepian?. Kepalaku tertoreh melihat kembali mesin ketik yang terbaring di kasur, dan inilah ketikan kisah ribuan mimpi yang tak kunjung berakhir di bulan april, dengan cerita bertajuk... just autumn