Kumpulan tulisan di sini adalah sarana lain saya untuk kembali membangun kebiasaan menulis. Saya mendapat ide premis tulisan ini dari kata-kata 'introvert tak suka banyak bicara, tapi saat membicarakan soal kehidupan bisa menghabiskan waktu satu hari satu malam'. Ya, saya tahu introverdan ekstrover itu dibedakan berdasarkan bagaimana cara Ia mengisi ulang energi mentalnya tapi menurut saya premis di atas cukup menarik untuk digali. Aku sendiri menganggap diriku introver sedari kecil tapi bukan berarti gak bisa hidup kalau gak punya waktu sendiri. Saat SMP aku sekolah di sekolah berasrama, sudah pasti hampir tidak ada waktu untuk sendirian (kecuali di WC itu pun kadang) bahkan kamar yang biasanya menjadi area pribadi pun harus menjadi area yang di bagi bersama. Hampir tidak ada waktu sendiri, entah memang diriku yang beradaptasi menjadi lebih ekstrover atau memang sebenarnya intorver tidak sebutuh itu untuk sendiri, tapi semuanya berjalan dengan baik-baik saja saat itu. Alasan aku masih yakin diriku introver, karena aku bisa baik-baik saja tidak keluar rumah lebih dari seminggu tapi bisa merasa lelah sehabis acara yang mengharuskan berinteraksi dengan orang lain. tl;dr; Jadi inti dari chapter-chapter berikutnya dari buku ini adalah pemikiran dan pendapatku pribadi saat ini menganai tema tertentu. Kenapa aku menekankan kata saat ini karena aku pun sadar seiring berjalannya waktu, bertambahnya pengalaman dan pengetahuan pemikiran kita akan satu hal-hal tertentu bisa berubah. Sebisa mungkin tema yang kuangkat adalah tema yang biasa dialami oleh banyak orang. Semoga bisa dinikmati.
4 parts