Selasa, 21 Januari 2014 DAYU Apa yang didengar, bukan apa yang dirasakan Kebahagiaanmu, kegelisahanku Mungkinkah yang Maha Adil mengganti kegelisahanku dengan kebahagiaanmu? Apa yang dilihat, bukan apa yang dirasakan Tatapanmu, keperihanku Mungkinkah yang Maha Adil mengganti keperihanku dengan tatapanmu? Sekali lagi.. Apa yang terucap, bukan apa yang dirasakan Pujianmu, tangisanku Mungkinkah yang Maha Adil mengganti tangisanku dengan pujianmu? Hati yang dirawat dengan kebahagiaan, tatapan, pujian itu semakin merekah Hati yang ini hanya bisa menyaksikan Hati yang ini semakin layu.. rapuh.. Ingin dirawat, tapi olehmu Meski kau tak mengenalnya sama sekali Jika berkenan, kenalilah Hati yang layu ini.. Dayu. Dari, Marwaher Nb : puisi di atas saya persembahkan buat teman saya Dayu Aristyadewi Agrah yang mengalami jatuh cinta diam-diam. Jatuh cinta, tapi yg 'dijatuhi' ngga tau siapa yang jatuh. Dayu jatuh dari belakang. Yang 'dijatuhi' pun menghiraukan sehingga yang 'dijatuhi' jatuh ke tempat yang ia inginkan juga. Yang 'dijatuhi' jatuh tepat di depan yang 'dijatuhi' inginkan. Bukan, bukan Dayu. Yang 'dijatuhi' jatuh ke tempat lain. Akhirnya terjadi proses sehingga terjalinnya suatu hubungan yang dikatakan "pacaran". Dayu yang tadinya jatuh, susah bangkit. Susah berpindah tempat. Mungkin memang butuh waktu yang lama.Buat Dayu, semangat move on-nyaaaaaa..All Rights Reserved
1 part