"Tapi Satria! Logika nya--" "Stop Kei!! Logika logika logika Mulu yang ada di otak Lo. Gak semuanya harus Lo pikir pake logika." Bentak Satria memotong ucapan Keisya. Satria menunjuk ke arah posisi hati gadis di depannya. "Tuhan nyiptain hati ini buat di dengerin juga. Logika sama hati Lo harus sinkron, biar Lo bisa berpikir dengan waras." Jelas Satria dengan penekanan di setiap katanya. Keisya kini mematung tidak dapat berkutik. Ia berpikir, apakah salah jika ia berpikir dengan logika nya. Logika itu penting bukan? Tanpa logika seseorang bisa dibodohi, seperti yang pernah ia alami. Ia kembali menatap lelaki di hadapannya, lelaki tersebut sedari tadi memberikan tatapan yang sangat menakutkan. Keisya tidak pernah melihat Satria se marah ini sebelum nya. "Salah gue dan logika apa Sat?" Tanya Keisya masih tidak terima bahwa ia memang bersalah. Satria menghembuskan nafas kasar, ia menatap dingin wanita itu. "Lo tanya salah Lo apa? Lo Sadar gak akibat dari pemikiran logika Lo udah bikin--" Bikin apa nihh? Apa yang dilakukan keisya dengan logika nya? Apa yang salah dengan seorang gadis yang selalu mengutamakan logika? Apa berpikir dengan logika itu salah? Keisya hanya tidak mau menjadi gadis bodoh yang melakukan sesuatu diluar logika hanya karena embel-embel CINTA. Bagaimana kelanjutan dari ceritanya? Jangan lupa mampir di cerita ini dan tinggal kan jejak dengan cara vote. thank you!!
4 parts