Between Us

Cantik, pintar, baik, sempurna. Itu yang ada di pikiran semua orang saat mendengar namanya.

Alenka. Namanya melesat dari telinga ke telinga, mengaung di seluruh penjuru sekolah. Siapa yang tidak mau jadi Alenka? Tidak ada.

Aku juga. Aku cemburu.

Berbanding terbalik dengannya, aku bukan dia.

Dan dia bukan aku.

Tapi kita saling bertatapan, melihat dunia satu sama lain dengan mata kita sendiri. Saat dia berdiri disana menghadap cahaya, aku melihatnya dari sisi yang berbeda.

Sama sepertinya, dibutakan oleh cahaya sampai ia menggapai penglihatannya pada cahaya yang terlihat redup dari jendela yang lain.
Aku dan dia. Berada di sisi jendela yang berbeda, pendapat yang saling bersautan. Rasanya menjengkelkan.

Setelah semuanya, itu hanya sebuah jendela. Yang akan terus digunakan untuk melihat hal dari tempat kita berdiri. Memunculkan kesimpulan dari semuanya, karena orang lain bukan hal yang perlu dipedulikan.

"Kita melihat dunia dengan kacamata yang berbeda, Alenka. Saat kamu tidak pernah melihat dari kacamataku, begitu juga sebaliknya"

Ini bukan tentang dia, atau tentang mereka.

Ini tentang kita, untuk alenka, dan untukmu.