"Kamu yang menolong zahra ya"ucap umi. "Iya bu, emm bagaimana keadaan Zahra bu apa dia baik-baik saja"ucap Alwi Umi yang ingin menjawab ucapan Alwi, seseorang menjawabnya terlebih dahulu. "Baik kok, emang luka saya begitu parah sampai kamu kesini dan menjenguk saya"ucap orang itu sambil berjalan kearah Alwi dan umi. "Zahra kok bicaranya gak sopan gitu. Dia kan yang menolong kamu waktu itu, bukannya berterima kasih kok di omelin"ucap umi. "Maaf um, dia ini bukan hanya nolongin Zahra tapi yang menabraknya juga"ucap Zahra. "Tapi dia kan sudah bertanggung jawab dengan cara mengantarkan kamu ke sini, minta maaf sekarang sama dia"ucap umi. "Zahra, umi bilang apa tadi minta maaf sekarang"ucap umi sekali lagi. Zahra pun dengan terpaksa ia meminta maaf kepada Alwi. "Maaf"ucap Zahra singkat. Alwi hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Emm bu saya kesini hanya ingin melihat kondisi Zahra.." "Kamu sudah melihat kondisi saya kan? Sekarang, kamu pergi"ucap Zahra. "Zahra"tegur umi. "Tunggu apa lagi sana"ucap Zahra tanpa menghiraukan teguran Umi. Umi lagi lagi hanya bisa meminta maaf kepada Alwi. "Maaf ya nak atas kelakuan Zahra sama kamu, sebenarnya dia baik kok gak seperti itu kelakuannya"ucap Umi "Gak apa-apa bu, emm kalau begitu saya pamit ya bu. Oh iya ini ada brownis buat ibu dan anak panti disini"ucap Alwi sambil menyerahkan kresek berisi brownis kepada ibu panti. Zahra yang melihat kresek itu langsung mengambilnya, sungguh ia sangat suka brownis. "Zahra, gak sopan ih main ambil-ambil gitu aja"ucap Umi. "Maaf um, makasih brownisnya"ucap Zahra lalu ia masuk kedalam. Alwi yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala. "Perempuan ini, bikin naik darah aja. Tapi waktu itu dia lembut banget kok sekarang galak ya, au ah"batin Alwi