"Genggam cinta ini dan hempaskan semua dendam itu, karena cinta tak mungkin tumbuh, jika rasa dendam yang tersisa masih begitu dalam"
° ° ° °
"Kamu sakit apa, ngomong dong mas, cerita. Selama kita nikah kamu gak pernah cerita kehidupan kamu sedikitpun ke aku, kenapa sih?, aku ini istri kamu lohh" ucap wanita paruh baya, yang kini sudah tak mampu lagi untuk menahan air mata karena terlalu khawatir dengan kondisi lelakinya
"Tapi saya gak pernah menganggap itu. Dan saya akan cerita ditempat yang menurut saya nyaman, dirumah yang bila mana saya berada didalamnya akan terus merasa aman, dan itu....."
"Dan itu pastinya bukan aku" sahut wanita itu, memotong perkataan lelakinya, yang sedari tadi memberi tatapan elang padanya
Wanita yang selalu terlihat tegar dihadapan siapapun itu, entah mengapa kali ini runtuh, saat mendengar perkataan yang baru saja lelakinya lontarkan, bahwa tidak mengganggap dirinya sebagai seorang istri. Dimana lelaki itu adalah orang yang selama ini selalu ia kasihi dengan penuh cinta dan sayang, tetapi justru seperti itu balasan yang diberikannya.
Satu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan."
Saffiyah adalah gadis yang menduduki peringkat akhir di sekolah hal itu membuat Saffiyah mendapatkan perlakuan kasar dari sang Papa. Disatu sisi dia juga bahagia bisa menjadi pacar dari cowok paling pintar di sekolah.
"Boo?"
"Ya."
"Saat aku udah nggak kuat untuk bertahan. Aku mau kamu tetap jadi Boo yang aku kenal. Jangan pernah berubah dan jangan pernah menyepelekan hal kecil yang membuat kamu kehilangan. Karena kamu nggak tahu kalau hal kecil yang kamu abaikan bisa menjadi penyesalan kamu."
"Saf?"
"Boo, aku udah nggak kuat. Sakit banget rasanya."