Bagaimana rasanya terlahir dari seorang Penjahat? Lalu, bagaimana rasanya menjalani hidup sebagai Anak dari seorang Penjahat? Yang membuatnya lahir dengan tinta hitam tertoreh pada dahinya. Buah tak pernah jatuh Jauh dari Pohonnya, jika Orangtua berbuat kejahatan itu pun berlaku untuk sang anak.
Semua itu adalah bagian dari kehidupan yang dimiliki seorang laki-laki. Sebut saja ia, Renjana. Yang sama sekali tidak mempunyai hak untuk memilih, dari siapa dia terlahir. Seandainya bisa. Mungkin laki-laki yang lahir kala cahaya senja berlabuh itu akan memilih menjadi anak seorang Figuran? Alih-alih anak seorang, Villain. Sejak saat itu pula ia membangun prinsip, Menjauh atau Dijauhi. Lagi pula tak ada yang mau terikat dengan seorang anak Penjahat.
Renjana itu bagaikan sebuah Kanvas. Tapi sayang, coretan warna yang mengisi putihnya tiada satu pun pencerah. Hanya hitam, kelabu, dan merah. Rasa takut untuk membuat ikatan selalu terselebung dalam hatinya. Bahkan, sekali pun itu melalui kata, tolong. Hingga sang waktu beserta takdir yang iba terhadapnya pun bertindak. Sebuah kuas yang penuh akan warna datang kepadanya, Rinai. Sosok gadis yang nyatanya merupakan anak dari Korban Kejahatan.
Dan kenyataan itulah yang harus mereka terima, harus mereka hadapi. Meski membentang membentuk dinding yang menjulang dengan ketebalan tak terhitung. Mustahil? Ya sudah dapat ditebak oleh siapa pun. Namun manusia itu sering kelupaan, tidak ada kata Mustahil bagi sang sutradara di langit sana.
Low Update...
*DILARANG UNTUK MENCURI/PLAGIAT CERITA INI, KARENA SUKSES ITU BUTUH USAHA DAN KERJA KERAS! TOLONG HARGAI!*
©ViYu_Roses // Kanvas RENJANA, 2021 All Rights Reserved
Read more