Story cover for A Good(shit) Friendzone ~Rali~ by kok_sewot
A Good(shit) Friendzone ~Rali~
  • WpView
    Reads 48,227
  • WpVote
    Votes 2,367
  • WpPart
    Parts 39
  • WpView
    Reads 48,227
  • WpVote
    Votes 2,367
  • WpPart
    Parts 39
Ongoing, First published Nov 16, 2021
(One shoot + good (shit) friendzone)
      
      Ali dan Raib. Dunia paralel mempertemukan mereka melalui sebuah garis takdir panjang, mereka lahir atas perjuangan dan pengorbanan tak ternilai. Pengkhianatan, persahabatan, dan pertarungan mengiringi kisah dilahirkannya dua insan ini.

    Ali dan raib, mereka petarung yang sangat hebat. Sahabat baik, setidaknya hingga keduanya menyadari kepada siapa hati mereka tertambat.

      Ribuan cerita pernah dijadikan fanfic. Tapi Raib dan Ali, percayalah. Ini kisah yang benar benar berbeda. Tentang bagaimana seorang gadis yang memiliki kode genetik sempurna dengan segala keraguannya, mencintai pemuda yang amat sempurna dengan seribu luka.

      Mereka dipertemukan, dalam sebuah skenario panjang. Takdir yang menuntun mereka bersama, namun tidak untuk bersatu.

      "Aku mencintainya, tapi begitu banyak yang dia lakukan hingga akupun tak kuasa memaksanya mencintaiku."       ~Raib. 

     "Kalau mempertemukan kita saja membutuhkan banyak pengorbanan, maka berapa banyak lagi nyawa yang dipertaruhkan untuk menyatukan kita berdua?"    ~ali




Enjoy the story

Maaf typo ada dimana mana, kayak kenangan mantan yang masih gak bisa terlupa. Eaaa~~
All Rights Reserved
Sign up to add A Good(shit) Friendzone ~Rali~ to your library and receive updates
or
#3rali
Content Guidelines
You may also like
Stay (Away) by hazelaice
64 parts Complete
⚠️Cerita Mengandung Bawang⚠️ "Lo maunya apa sih?!" Prilly mengeluarkan seringai menggodanya. Tangannya terulur menuju kerah seragam Ali, ia menarik kerah Ali hingga tubuh Ali terhempas mendekat ke arahnya. Lantas ia berbisik dengan suara seraknya, "Lo tanya mau gue? Mau gue itu cuma hati lo." "Murahan," ujar Ali sarkastik sambil menarik tubuhnya menjauh. Prilly masih mempertahankan seringaiannya. "Gue gak bakal semurahan ini kalo lo gak jual mahal sama gue," balas Prilly berusaha memepetkan tubuhnya kepada Ali. Hal itu membuat Ali berdengus jijik, enggan luluh dengan sikap Prilly. "Cih, dasar jalang!" Prilly menatap tepat di bola mata Ali, ia memonyongkan bibirnya dan memajukan dirinya seperti ingin mencium Ali. Tetapi, hal itu tentu hanya sebuah gertakan saja. "Gue gak bakal jadi jalang, kalo lo gak nolak cinta gue!" Prilly berteriak kencang tanpa memikirkan harga dirinya lagi. "Tapi, gue udah punya pacar!" Ali berdesis sembari menatap tajam Prilly. "Putusin pacar lo, terus jadian sama gue. Gampang 'kan?" Ucapan enteng Prilly membuat emosi Ali tersulut. "Lo gak cinta sama gue tapi lo terobsesi buat milikin gue. Dan itu buat lo gila!" Prilly berdecih, "Iya. Gue gila. Dan itu semua, karena lo!" Dua tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Prilly untuk mengejar Ali dengan cara-cara murahan, dan hasilnya ia selalu ditolak mentah-mentah oleh Ali. Ini semua berawal dari Prilly yang sering mengumbar gombalan kepada laki-laki di kelasnya dan Ali adalah salah satunya, dan itu semua berakhir pada perasaan semu yang nyata. Awalnya Ali tidak pernah menganggap serius gombalan Prilly, tetapi Prilly mulai melakukan tingkah konyol, seperti saat Prilly mengumumkan kepada seluruh teman sekelasnya bahwa mereka resmi berpacaran. Hal itu membuat Ali muak dan membenci Prilly. Oleh karena tingkah murahan Prilly, Ali tidak ingin berinteraksi selayaknya teman sekelas kepada Prilly. Seringkali Ali menyuruh Prilly menjauh, namun selalu dibantah dan Prilly memilih untuk b
You may also like
Slide 1 of 9
Bulan dan Bintang cover
Stay (Away) cover
Bumi Masih Berputar (The Series) [ End ] cover
One last time (Rali) ✔ cover
Azreld cover
Sedetik Berlabuh (COMPLETED) cover
i'm sorry the moon cover
Missing { Who Are You} cover
IS IT LOVE?  [On Going] cover

Bulan dan Bintang

21 parts Complete

Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan terjatuh juga. Ali yang biasanya terlihat cool dan tenang, hari ini terlihat murung. Raib pun mencoba menghibur dan menaikkan sedikit mood-nya. Setelah Ali merasa lebih baik karena dukungan Raib, Ali merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Raib. Akankah Ali mendapatkan apa yang ia butuhkan? Mampukah Raib menghadapi hari-harinya bersama Ali tanpa bantuan Seli?