Awan mendung yang menggantung di langit kelabu
Rintik hujan turun basahi bentala yang tampak layu
Hawa dingin yang singgah melewati bahu
Harum petrikor yang semerbak begitu syahdu
Memutarkan kembali kenangan kita di satu waktu
Tentang kisah yang masih rancu
Tentang rasa yang tertinggal lalu
Tentang kita yang masih abu abu
Tentang aku, kamu, dan hujan di sore itu
_______________________________________
"Apa nggak bisa lebih lama lagi? Ini baru seminggu semenjak kita dekat dan kamu udah mau pergi?" tanya gadis itu tersedu
"Lea, dengerin saya", tangan kokoh itu mencengkeram bahu yang tampak ringkih, mata sepekat jelaga itu menyorot tajam dan sendu secara bersamaan. Dengan menarik nafas perlahan dia berkata, "saya ngerti perasaan kamu-- dan percaya lah, saya juga begitu", kepala si gadis yang tertunduk perlahan terangkat, mulai fokus pada setiap kalimat yang keluar dari bibir lelaki itu.
"Tapi saya benar benar harus pergi. Sekarang, atau lebih lama dari saat ini, saya benar benar harus pergi. Saya harap kamu ngerti Lea, saya.." lelaki itu berhenti diujung kalimat, seakan itu adalah kalimat paling sukar diucapkan selama tujuh belas tahun hidupnya.
"saya sayang kamu, selamat tinggal"
Lelaki itu perlahan membawa kakinya menjauh, meninggalkan si gadis yang tergugu, pelan namun pasti, air mata itu jatuh untuk kesekian kali
Cerita ini murni imajinasi saya. Dilarang keras meng copy atau menjiplak sebagian atau keseluruhan dari cerita ini. Bagi kalian yang menemukan kesamaan cerita saya pada karya lain, mohon beri tahu saya secepatnya. Ingat, setiap karya dilindungi oleh undang-undang.
"Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya.
Sontak hal tersebut membuat gadis dihadapan nya itu takut.
Hanya khayalan semata!