Harap Bersabar, Grand Duke
Dia adalah replika dari putranya, Marquis Kieran (키에런) Vale yang masih kecil.
Kegagalan Marchioness of Vale (베일), gelandangan dari distrik Louvre (루버).
Itu semua dia. Tidak, dia sekarang disebut sebagai "dia".
Setidaknya sampai dia bertemu Claude Del Ihar (클로드 델 이하르를).
***
Claude diam-diam menatap Canillian (카닐리언을) yang sedang tidur.
Bulu mata emas seperti rambut menciptakan bayangan lembut di wajah putih. Tidak peduli betapa dia membenci kegiatan di luar ruangan, itu terlalu putih dan kurus. Tanda-tanda pubertas tampaknya tidak muncul di leher, dan di atas semua itu, baunya secara kualitatif berbeda dari bau keringat pria.
Apakah itu aroma lavender yang bermekaran di seluruh pekerjaan Marquis atau apakah itu aroma bunga poppy yang bermekaran di sungai?
Pipi lembut yang menyentuh ujung hidungnya, menundukkan kepalanya seolah lebih menikmati aromanya. Napas halus Canillian menggelitik pelipisnya.
Akibatnya, denyut nadinya mulai melonjak dengan cepat. Claude semakin condong seperti dirasuki sesuatu.
Dia ingin lebih menikmatinya. Tidak, dia benar-benar ingin mencicipinya. Dia penasaran seperti apa rasanya ketika dia meletakkan lidahku di kulit ini.
'Kamu pasti benar-benar gila .... Atau, apakah Anda menjadi gila.' pikirnya.
Claude, mendesah seolah membantu dirinya sendiri, membungkukkan tubuh bagian atasnya dan memungut borgol dengan pikiran bingung. Kilauan zamrud yang dipotong halus mengingatkan saya pada warna mata Canillian'a.
Sementara itu, kepala Canillian miring ke sisi lain dan membungkuk. Claude, memegangi bagian atas tubuhnya dan memegang borgol, menoleh dan menatap Canillian.
Panas mulai dari telapak tangan, punggung, dan kulit kepala, dan tubuh berkeringat. Dia terpikat oleh bibir halus Leon/Lian seolah-olah dia telah mengoleskan madu.
Mungkin karena panas. Terbukti bahwa udara panas yang memenuhi mobil membuatnya gila.
Jika tidak, tidak berarti ... dia tidak akan berpikir i
Cleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya.
Bahkan ayahnya pun, ia buat kalah dan menangis pada permainan yang ayahnya atur sendiri.
Gadis bar bar yang tidak percaya cinta sampai Zealan, si bocah iblis masuk ke dalam hidupnya lagi dan menariknya dalam perjalanan roller coaster yang melelahkan, namun selalu membuat Cleo penasaran dan tidak bisa menolak.
Cleo yang akhirnya mulai tergerak harus menelan pill pahit saat menemukan fakta kenapa zealan mengejarnya.
~🖤~
Kamu... sedikit manipulatif." Cleo memilih kalimatnya dengan hati-hati.
Bukannya mengelak atau tersinggung, Zealan malah tersenyum. "Kenapa kakak bisa punya pikiran kaya gitu?"
"Karena kamu buat aku berpikir kalau kamu....
Menyukaiku.
Cleo hanya bisa menyelesaikan kalimatnya di dalam hati.
"Aku apa?" Tanya Zealan dengan nada tenang namun matanya tidak bisa menutupi antusias yang ia rasakan.
"Kamu bocah iblis!" Kata Cleo dengan geram.
Raut wajah Zealan meredup dengan jawaban asal Cleo. Jelas dia menginginkan jawaban lain dari Cleo.
"Bagaimana jika, apa yang kamu pikir itu benar? Apa yang kamu pikirkan tentang aku ke kamu itu benar?" Bisik Zealan di telinga Cleo. "Apa yang akan kamu lakukan, Cleopatra?"
~🖤~
"Kau membuktikan sesuatu padaku. Bahkan ada orang yang bisa lebih brengsek darinya." Suara Cleo bergetar.
"Aku membencimu!" Kata Cleo sambil menggretakkan gigi saking geramnya. Satu tetes air mata Cleo mengalir dipipinya. "Lebih dari aku membencinya! Jangan pernah muncul dihadapanku lagi!"