'Dulu mama sering bercerita tentang ia dan pekerjaannya sebagai seorang operator di perusahaan tekstil, kisahnya ketika ia tidur ditumpukan kardus atau kain pada jam istirahat atau kadang mencuri jam kerja.Dulu aku tidak paham kenapa begitu, padahal mama juga tidur dirumah.Setelah menjadi bagian hotelier akhirnya aku mengerti, loker adalah tempat yang paling kami minati saat istirahat.Ternyata lelah itu selalu ada, bukan karena pekerjaan yang bertumpuk, atau tekanan yang tidak berhenti menyerang, tapi rasanya sangat lelah mengulang semua kegiatan ini setiap hari.' Bisik sachi pada dirinya, bersama secangkir cokelat panas yang belum ia teguk tapi sudah mulai dingin. Istilah Intern atau trainee, Casual Worker, Daily Worker, Staff hingga Blackjack merupakan status para pekerja yang sangat familiar dalam operasional sebuah gedung bernama Hotel.Semua orang berusaha mati-matian untuk berkembang dan berkarir di Industri Pariwisata yang satu ini bukan hanya sebagai tempat mencari nafkah.Setelah masuk didalamnya, pekerjaan ini seolah menjadi gaya hidup dan pencapaian dengan kenyamanan tersendiri untuk terus berada dalam profesi ini.Terkadang lelah, muak, bosan dan sering kali dirasa tidak adil untuk setiap status yang mereka miliki. Tapi kenapa banyak dari mereka yang bahkan tidak mengerti cara kerja Industri ini memberikan branding buruk terhadap orang-orang yang bersusah payah berkarir disini.Asal mendengar 'kerja di hotel' asumsi mereka akan traveling sampai ke negeri antah berantah yang mereka buat sendiri.Masyarakat awam mungkin tidak tahu, pendidikan perhotelan itu cukup menguras rupiah, menguras energi, otak dan perlu kesungguhan yang presisten. Employee merupakan satu dari empat Hotel Stakeholders selain Owner, Supplier dan Customer.Maka jangan pernah remehkan karyawan dengan sekecil apapun jabatannya pada stuktur organiasasi.Sama dengan para pekerja dibidang lain, orang-orang perhotelan juga menjalankan profesinya sebagai passion dan cara bertahan hidup.