Story cover for Sekelumit Kisah di Suatu Senja by Me_lly_
Sekelumit Kisah di Suatu Senja
  • WpView
    Reads 10,012
  • WpVote
    Votes 887
  • WpPart
    Parts 11
  • WpView
    Reads 10,012
  • WpVote
    Votes 887
  • WpPart
    Parts 11
Ongoing, First published Nov 29, 2021
Mature
Ini hanyalah sekumpulan kisah pendek yang ditulis saat tubuh terasa lelah tapi pikiran terus bekerja. Hanya sebuah coretan ringan yang mungkin saja bisa jadi penghiburan buat sebagian orang. Tidak melulu soal cinta, bisa jadi tentang sebuah luka,  kekecewaan, keputusasaan,  keegoisan dan lain sebagainya. 

Kenapa di suatu senja? Karena pada saat itulah, kursi di pojok ruangan yang seharian kosong akhirnya terisi. Dengan ditemani secangkir kopi di atas meja kecil yang selalu setia mendampingi sang kursi. 

Aku, kursi, meja dan kopi. Semoga selalu bisa menghadirkan penghiburan di setiap senja yang kadang terasa begitu gloomy.
All Rights Reserved
Sign up to add Sekelumit Kisah di Suatu Senja to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Satu Senja Terlambat  cover
Life is Between ✓ cover
Short Story By Ratuqi cover
Cerpen cover
jagad raya cover
Kedai Teh Senja [KumCer] ✓ cover
Kumpulan Cerpen cover
Antara Aksara dan Kata cover
Cerpen: About Friendship (END) cover

Satu Senja Terlambat

18 parts Ongoing

Di tengah rutinitas kantor yang membosankan, pertemuan tak terduga terjadi antara dua orang yang dulu hanya saling kenal sebatas nama-teman dari teman, tanpa jejak kenangan berarti. Tapi waktu mempermainkan takdir. Mereka kembali dipertemukan, kali ini dalam ruang yang lebih sempit: satu kantor, satu tim, satu dunia kecil yang membuat jarak di masa lalu perlahan menghilang. Seiring hari berganti, obrolan ringan berubah menjadi kebiasaan, tawa jadi penenang, dan diam jadi pengertian. Tanpa sadar, sang lelaki jatuh cinta. Namun hatinya tertahan-bukan karena kurang keberanian, tapi karena realita: perempuan itu telah memiliki seseorang yang menunggunya di altar. Ia mencintainya dalam diam, mendampinginya dalam bayang. Ia hadir dalam setiap senja, berharap waktu bisa mundur, atau setidaknya berhenti sejenak. Tapi hidup tak menunggu, dan pernikahan tetap berjalan. Di satu senja, ia sadar-ia datang terlalu terlambat. Cinta itu bukan miliknya. Dan yang tersisa hanyalah kenangan dari apa yang mungkin bisa jadi, tapi tak pernah benar-benar terjadi.