"Jangan jadi yang paling jago ngebenci diri sendiri tapi dengan mudah maafin orang lain, Je." "Mudah maafin orang lain, bagus, kan?" "Bagus. Tapi bukan cuma orang lain yang butuh maaf dari lo," Tangan Asa tergerak untuk menghapus sisa liptint berwarna merah kecokelatan yang ada di sudut bibir Jema, "Diri lo sendiri juga butuh." - - - - - - - - Asa itu pengacau, bencana, dan sangat patut dijauhi untuk ketenangan jiwa. Tapi makin lama, tanpa Jema sadar, hadirnya Asa ternyata memberinya pengaruh untuk mengerti isi dunia dari sudut pandang yang menyenangkan. Kata Jema, Asa itu kayak cahaya. Kemarin memang gelap, tapi hari ini ada Asa. Cahaya, tolong jangan redup. Disini, Jema masih butuh. Bantu Jema menghidupkan sinarnya sendiri, ya? - - - - - - - Close : 09:12 PMAll Rights Reserved
1 part