Story cover for JENDRA | LEE JENO by lasikJeno
JENDRA | LEE JENO
  • WpView
    Reads 179,806
  • WpVote
    Votes 22,002
  • WpPart
    Parts 129
  • WpView
    Reads 179,806
  • WpVote
    Votes 22,002
  • WpPart
    Parts 129
Ongoing, First published Nov 30, 2021
"Ayah enggak berani lawan duel sama abang? wajar sih, soalnya ayah udah jompo." ujar anak tersebut dengan tawa pecah nya.

"Kurang ajar ini anak, kata siapa ayah enggak berani? abang tau ayah lebih tua dari abang, berarti ayah jauh lebih berpengalaman. lawan modelan kayak abang mah enggak seberapa bang." sahut si ayah menimpali ujaran anak nya.

•••

"Haduh ayah kunaon si meni sad boy kitu euy? oh biar abang tebak, pasti gegara tadi siang ngeliat bunda ama cowok ya yah? hahahahhaha haduh meni sad hidup ayah." ujar si kecil dengan tawa riang nya, yang memang hobby mengejek sang ayah.

"Cicing weh sehari bisa enggak si bang?" jawab pria yang tengah berbaring lunglai di atas sofa seolah tidak ada tujuan hidup. 

"Semangat ayah mencari cara membujuk bunda biar satu rumah lagi! yhahahahhaha." tawa lepas anak itu.


•••

"Keren euy bunda nya jendra, cowok nya meni ganti ganti kitu bun." senyum jahil menghiasi wajah tampan sang anak.

"Suttt mulut nya jendra. apasi cowok cowok, itu rekan rekan kerja bunda, kamu ngawur aja nih jen." katanya si bunda yang lagi di ejek anak nya sendiri.

"Atuh dah gapapa bund, bunda oci kan emang cantik." jujur si jendra dengan ekspresi sumringah nya.

"Emangnya jendra mau punya papah? kan jendra baru punya ayah satu tuh yang rese nya nauzubillah." tawaran yang mengejutkan terlontar begitu random.

"Perasaan aku mah enggak ada bilang mau punya papah baru? iya si ayah mah emang ngeselin banget bun, tapi jendra cuman mau punya ayah satu aja."

•••

Tawa riang, senyum ceria, semua itu membuat pribadi seorang jendra terlihat seperti anak yang selalu have fun dengan keadaan. 

Padahal disisi lain, jendra suka menangis karena berangan angan kapan ayah dan bunda berada di satu rumah lagi, jendra yang selalu ingin marah karena merasa muak dengan kebisingan yang terekam di pikiran nya.

Jendra benci perpisahan orang tua nya.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add JENDRA | LEE JENO to your library and receive updates
or
#351alternatifuniverse
Content Guidelines
You may also like
Melangkah Tanpa Arah  by haechanah05
7 parts Ongoing
Tidak semua orang punya orang tua yang bisa diandalkan. Ada kalanya kita yang diandalkan oleh mereka, di setir layaknya robot tanpa punya rasa. mereka tak mau mendengar sedikit pun keluhan, semuanya harus tertata sempurna, selayaknya Tuhan yang tanpa kekurangan. kisah empat remaja, yang berusaha bertahan ditengah luka yang mereka punya, tentang masalah keluarga yang berbeda, namun dengan torehan luka yang sama. "capek bangett fuck, pengen pulang aja rasanya, tapi kemana gue harus pulang? " hanan "ke gue, pulang ke gue, anggap gue rumah lo, rumah kalian" nata "nat, peluk gue, gue butuh di puk-puk, sambil di pat-pat, perihal gue yang lima bulan lebih dulu minum susu, gue tetep butuh pelukkan lo. Hari ini ibu datang lagi, dia minta duit hasil gue meres keringet" raga "sini gue peluk, sambil puk-puk dan pat-pat. gapapa ya? nanti allah ganti duit lo yang lebih banyak dari yang lo kasih, buat makan nanti, lo ga usah pusing, nanti gue masakin lo tiap hari, kalo ada kebutuhan lo bisa pake uang gue dulu" nata "nat, gue pengen mati aja, hidup juga percuma, bokap selalu mukul gue, gue capek nat" jagat "sutt ga boleh ngomong gitu, sini lukanya gue obatin, kalo capek istirahat ya, jangan Coba-coba buat mati, mati bukan suatu hal yang bisa dicobain, capeknya dibagi sama gue, biar lebih ringan" nata "gue ga seberguna itu ya? gue ga seberharga itu ya? apa salah gue bodoh? gue juga ga mau terlahir jadi orang bodoh" nata "nat yang perlu lo tau, lo itu berharga buat kita, lo permata yang wajib kita jaga keindahannya" jagat "lo ibarat penerang di kegelapan, lo sangat amat berharga, tangan mungil lo ini, yang udah narik kita dari lingkaran setan" hanan "lo ga salah, dan lo ga bodoh, lo terlalu pintar, dan terlalu berharga buat kita" raga #00line #renjun #jeno #haechan #jaemin
Is It Home ?  by unchangedword
82 parts Complete
[SUDAH DIBUKUKAN, GET ON SHOPEE Choko Publisher "Kenapa yah? Karena abang anak pertama ya?", -- "Emang pernah kalian nganggep aku ada?" ___________________________________________ "Dia bukan papa lo, lo harusnya tau diri",-- "Emang ga seharusnya gue disini, kehadiran gue cuma ngrusak kebahagiaan dia. Gue pamit",-- ___________________________________________ "Lo bisa ga sih gausah aneh-aneh, lo yang bertingkah, tapi gue yang selalu kena imbasnya. Lo sih enak jadi bungsu, mama papa juga gabakal marah ke lo" "Siapa bilang ? Gue juga pengin pergi bebas kaya lo bang, gue cape terus-terusan belajar, gue juga pengin bebas kaya lo" "Gue bukan dibebasin, tapi gue di usir. Itu juga gara-gara lo, bungsu", ___________________________________________ Ia tahu dan sadar dengan posisinya. Ia lahir sebagai seorang sulung yang dipaksa untuk terus melebarkan bahunya, yang harus selalu kuat mentalnya, yang punggungnya harus selalu siap untuk dijadikan sandaran bagi saudara-saudaranya, juga harus selalu siap memikul harapan orang tuanya. Tapi ia juga manusia, ada masanya ia lelah dan perlu sandaran seperti yang biasa ia lakukan. Ada kalanya ia merasa ingin menyerah dan lari dari semua masalah yang mendera. Bungsu, orang selalu bilang menjadi seorang bungsu adalah suatu keberuntungan, dimana bungsu biasanya selalu diutamakan dan identik dengan julukan "anak kesayangan" Tinggalkan soal bungsu dan sulung, bagaimana dengan anak tengah? Apakah nasibnya sama buruknya dengan si sulung atau bahkan lebih baik dari pada si bungsu? Masih tentang semesta dan kejutannya, entah skenario apa yang semesta buat kali ini, yang pasti adalah satu hal. Tak semua yang kamu lihat sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya. Menjadi bungsu tak selamanya indah, begitupun dengan menjadi sulung.
Sulung by Dandelyonnxx
33 parts Complete
Fondasi terkuat dari tiap pasangan yang ada di muka bumi ialah seorang anak. Di anugrahi seorang anak memanglah membahagiakan tapi bukan berarti anak itu harus di kucilkan apabila ia tak sanggup tuk raih apa yang orang tuanya mau. Seperti anak sulung keluarga .... yang selalu di tuntut ini dan itu, yang selalu di minta untuk sempurna, yang di minta untuk mengharumkan nama baik keluarga, yang selalu di cap salah dalam hal yang ia lakukan. Bahkan kesalahan yang di perbuat belum tentu menjadi kebwnaran bahwasannya anak malamg itu bersalah. Tidakan ini justru tanpa di sadari, membuat anak sulung itu juga akan rapuh, tak selamanya ia dapat menjadi sempurna ia akan mendapat kekurangan, tidak selamanya ia dapat mengharumi nama baik keluarga. Ia juga manusia yang mudah rapuh, jangan terus tuntut ia melakukan hal yang tidak selalu dirinya bisa untuk lakukan, jangan buat anak itu di benci oleh orang terdekatnya akibat tingkah para orang tua yang membatasi kesosialitaannya pada dunia luar selain rumah. Biarkan ia mendapat sandarannya sendiri untuk menangis dan bercerita, biarkan ia bebas sejenak dari kata-kata yang terombang-ambing dalam pikirannya. Jangan paksakan banyak hal pada dirinya. ''Ayah, Bunda, maaf- Esa belum bisa jadi anak yang baik buat kalian ...'' ''No, udah dulu ya, Nak. Nanti dadanya sakit, Esa itu anak paling hebat yang pernah ayah miliki.'' ''Esa, sayangnya Bunda. Semangat terus ya biar bisa bareng lagi sama kita. Nanti Bunda janji bakal bawa sama masakin semua yang Esa mau, oke!?'' ''Bang, Esa ... Jidan mau abang temenin main nanti.''
You may also like
Slide 1 of 10
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
DRAFENZO SHAQUILLE cover
GrapicH [✔] JOHNTEN FML cover
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover
MFS ✓ cover
Dear Renjun || Nct Dream cover
Melangkah Tanpa Arah  cover
PRIDE OF JUNG'S cover
Is It Home ?  cover
Sulung cover

Rumah Tanpa Pintu [ON GOING]

13 parts Ongoing

"Aku yang bakal bawa Dhega." "Kamu gila, Bayu? Kamu gak mikirin anak-anak? "Aku atau kamu yang gila? Aku atau kamu yang nggak mikirin anak-anak?" Sedari ia kecil sang ibu selalu memarahinya dengan alasan jika ia harus berguna dan tidak merepotkan orang lain. Ibunya yang selalu meremehkan hal-hal kecil yang ia lakukan, ibunya yang selalu mementingkan dan mengutamakan sang anak pertama. Dunianya kala itu harusnya hanya tentang bermain, malah ikut andil dalam permasalahan orang dewasa. Dan naasnya, ia harus melihat kedua orang tuanya yang memilih untuk berpisah. membuat dirinya harus ikut dengan sang ayah. Semesta Radhega yang tidak ingin melulu menjadi akhir, ia juga ingin menjadi yang utama, yang selalu diprioritaskan ibunya. "Begitu sulit menyuarakan luka, saat mereka terus-menerus mendesakmu untuk sempurna."