"Kepada Yang Mulia Raja, silakan berikan keputusan akhir." Semua mata tertuju pada Raja, yang dengan hati-hati menghapus air matanya sebelum berdiri dari singgasananya. Dengan nada yang tegas namun penuh emosi, dia mengumumkan, "Sebagai seorang Raja, dan ayah dari tujuh pangeran, aku mengutusmu, wahai gadis yang dipilih oleh para dewa, untuk melaksanakan pernikahan demi menjaga kebangsawanan kita." Kata-kata itu menggema di seluruh aula. Tanie yang masih duduk terkulai di karpet bundar, tubuhnya gemetar. Dia menelan ludah, berusaha keras memahami apa yang baru saja diumumkan. Napasnya terasa berat, dadanya sesak. Seorang menteri kerajaan maju ke depan, siap membacakan hasil keputusan formal. Tapi sebelum dia sempat memulai, Tanie mengumpulkan sisa tenaganya, berdiri dengan gemetar, dan berseru, "Saya hanya orang biasa! Aku bukan dewi, aku mohon, mengertilah... ini bukan dunia saya! Saya ingin pulang!" Suasana ruangan kembali membeku. Semua orang terdiam, tidak ada yang berani berbicara. Seakan-akan kata-kata Tanie baru saja membelah atmosfer kerajaan yang penuh harapan dan tradisi kuno. Namun, keheningan itu segera pecah oleh teriakan lantang seorang menteri yang berwibawa. "Seorang gadis jelmaan dewi telah dipilih untuk menjadi istri dari tujuh pangeran. Siap atau tidaknya, keputusan ini akan tetap dilaksanakan." Tanie terdiam kaku. Kata-kata itu seperti belati yang menembus pikirannya. Tidak ada jalan keluar. Tidak ada cara untuk melarikan diri dari takdir yang tiba-tiba dipaksakan padanya.
27 parts