"Njir, demi apa lo, Za? Lo lebih memilih cewek kolot berkacamata tebal itu?" "Kenapa? Masalah buat lo, Met?" "Lo buta ya, Za?" "Kagak." "Lah, terus? Kenapa gak milih si Sindy yang bahenol itu?" "Udah banyak, Nyet! Gue mau tahu, cewek bernama Bella itu normal atau tidak." "Buset! Jangan bilang lo juga ikut taruhan sama geng kasak-kusuk itu?" Moza menyeringai, "Udah lama gue gak bikin geng kunyuk itu merasa malu!" Memet hanya menggeleng, duh Gusti, semoga aja Moza gak kualat karena mulai mengganggu cewek malaikat seperti Bella.