Unsent Letters
  • Reads 1,235,550
  • Votes 83,177
  • Parts 49
  • Reads 1,235,550
  • Votes 83,177
  • Parts 49
Complete, First published Dec 28, 2014
[TELAH DITERBITKAN oleh Penerbit Grasindo, 2017. Tersedia di Gramedia]

- the first nine chapter's still available for preview -

"Kamu selalu berkata kalau aku ini bintang yang paling terang. Bintang yang memberi kamu inspirasi saat otakmu buntu mencari lirik lagu. Juga bintang yang menjadi tempatmu menumpukan harapan saat seluruh dunia membuatmu kecewa. 
  
  Tapi kamu salah, Raffa.
  
  Buatku, kamu lah bintang itu. Kamu lah bintang yang menuntunku melewati titian kecil bertepi jurang. Kamu bintang yang meraih tanganku dan menggenggamnya erat, membawaku terbang ke langit malam saat seluruh dunia membuatku kecewa. Kamu lah bintang yang membuatku bertahan, menguatkanku, menunjukkan jalanku.
  
  Lalu apa yang harus ku lakukan saat kamu-satu-satunya penunjuk arahku-menghilang?
  
  Aku butuh kamu, Raf.
  Aku masih butuh kamu."
  
© 2015 by elcessa All Rights Reserved.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Unsent Letters to your library and receive updates
or
#16feelings
Content Guidelines
You may also like
𝐀𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐒𝐈 by Lullablu_Rin
60 parts Complete
[A 𝐓𝐞𝐞𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 (𝐘𝐨𝐮𝐧𝐠 𝐀𝐝𝐮𝐥𝐭) 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐥𝐨𝐠𝐲𝐜𝐚𝐥 Story] [𝐌𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐝𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 "𝐊𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐖𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚" 𝐨𝐥𝐞𝐡 @𝐀𝐦𝐛𝐚𝐬𝐬𝐚𝐝𝐨𝐫𝐈𝐃] Nila tahu, di usianya yang sudah menginjak tujuh belas tahun ini, ia perlu memperbaiki diri. Belajar lebih berani, menyingkirkan gugup serta cemas ketika berbicara dengan orang yang tak akrab, belajar berbaur bersama teman-teman sekelas yang lain, belajar lebih tenang ketika ia sudah terjebak di antara kerumun dan suara berisik, juga semestinya sedikit lebih berani menatap mata tajam sang ibu yang sering kali memaksa Nila untuk bungkam, menurut, dan memenuhi semua harapan wanita itu. Sayangnya, itu tak pernah semudah ketika Nila membayangkan perubahan yang harus ia lakukan setelah membaca dari buku panduan psikologi. Gadis itu tetap sulit untuk mengembangkan diri. Sulit menerima titik usahanya yang kian hari memerosot jatuh. Titik jenuh yang membuat ibunya lebih sering menaruh kecewa alih-alih bangga. Nila takut melihat air mata Hana. Takut melukai, takut membuat hati wanita yang melahirkannya dipenuhi sesak kecewa. Nila ... tak bisa membiarkan semua itu terjadi. Sebagai tumpuan harapan, ia berharap setidaknya bisa mengembalikan senyum orang tua tunggalnya melalui prestasi gemilang di sekolah. Lantas, apakah semuanya akan tetap sekaku di titik awal? Apakah semua akan berjalan sesuai? Apakah Nila bisa menerima kekurangan dan menghadapi ketakutannya sendiri? Nila tidak tahu, dan dirinya sulit mendorong diri untuk mengabaikan banyak kekacauan tak perlu. COPYRIGHT RESERVED ©2022 | 𝐀𝐔𝐑𝐄𝐄𝐍𝐀𝐃𝐀 °°°°°°° ⚠PERINGATAN⚠ CERITA MENGANDUNG ISU SENSITIF BERUPA GANGGUAN PSIKOLOGI [ANXIETY: Ringan hingga berat] °°°°°°° START: 17 ⓜⓔⓘ 2022 REVISI: 03 ⓞⓚⓣⓞⓑⓔⓡ 2022 =
You may also like
Slide 1 of 10
ST [1] - (Fat)e cover
Tiang luka  cover
Jika Hidup Tidak Pernah Ada cover
𝐀𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐒𝐈 cover
Filhellenisme (END) cover
Losta Connecta 「END」 cover
Love, Life, Line (Completed) cover
Meteor in Me [END] cover
KARSA cover
Lara (SELESAI) cover

ST [1] - (Fat)e

38 parts Complete

Disclaimer: Cerita ini adalah cerita amatir yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Sisterhood-Tale [1] : Taylor Hana Anderson Setiap perempuan selalu menjadi putri yang menunggu pangeran sejatinya datang. Taylor percaya kata-kata itu, kata-kata yang Mama ucapkan disaat dia berumur enam tahun. Dia yakin, pangerannya akan datang dengan mengendarai kuda poni berwarna putih dan membawa cincin pernikahan. Bodoh. Tentu saja itu imajinasi masa kecilnya. Di Jakarta, tak mungkin ada cowok memakai baju pernikahan. Apalagi mengendarai kuda. Namun, perkataan Mama ternyata benar. Meski bukan dalam artian sesungguhnya. Contohnya saja hidup Taylor. "Aku selalu menunggu kamu untuk melihatku. Kamu yang tidak pernah melihatku. Dia yang selalu menungguku. Kami terus saja berputar dalam satu lingkaran dan tak pernah bersinggungan. Kami selalu-dan tanpa sadar-bermain mengejar dan menangkap. Kami sama-sama tidak mengatakan sesuatu untuk meluruskan semuanya. Dan akhirnya, kami berbenturan dalam lingkaran tersebut." Copyright © 2013 by wulanfadi