Ini kisah tentang Gibran Adnan Pratama, siswa SMA Merdeka kelas XII IPS 1. Pria kaku yang memiliki trauma pada masa kecilnya, dan hal itu lah yang membuat Gibran tidak pernah menyukai wanita, sampai saat ini, tidak sekalipun.
Dan sepertinya ini menjadi ultimatum untuk Senja Adira Prabandani, wanita cantik yang murah senyum namun cerewetnya minta ampun, anak baru kelas XII IPS 1 yang pindah Sekolah dari Bandung ke Jakarta, tepatnya di SMK Merdeka.
Mereka bertemu di Sekolah yang sama, Kelas yang sama, bahkan harus berbagi satu meja yang sama.
Kisah mereka berdua dimulai dari sini. Apakah ini akan menjadi malapetaka bagi Gibran?
Atau mungkin sebaliknya?
Apakah si Murai betina bisa membuat Landak jantan itu sembuh dari trauma masa kecilnya?
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan