Aku duduk dengan tatapan kosong di kantin, kalimat yang baru saja terdengar sangat menohok ke hati membuat pikiranku berputar pada satu topik. "Mengapa harus dia, sih? Mengapa tolak ukur orang itu harus dia?" tanyaku pada diri sendiri. Ngga, aku ngga iri, hanya saja dunia ini terlalu pilih kasih untuk orang seperti aku. "Beneran, kan? Ayla pacaran sama Bhumi." Kulihat Ayla yang senyum-senyum menanggapi semua perkataan teman-temanku itu. Huhft, ngga tau kenapa rasanya seperti dihempas keras layaknya pesawat kertas yang dimainkan dan diterbangkan lalu mendarat tanpa aba-aba.