"Kak Aldi tahu nggk, kadang gue iri melihat ayah dan bunda lebih sayang sama lu kak dari pada gue. Kak gue lebih baik nyerah ya, gue nggk bisa lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuh gue. Kak tolong jaga ayah dan juga bunda. Bilang sama ayah dan bunda, gue sudah memaafkan semua rasa sakit yang mereka berikan. Setelah ini kak Aldi, ayah, dan bunda harus tetap bahagia tanpa adanya gue ya kak. G...gue sa...ya...ng ka...lian." Ucapan lirih dari Liyan adalah kalimat terakhir yang dirinya sampaikan kepada sang kakak diruangan serba putih tersebut. Nafasnya kian garis yang awalnya bergelombang, kini terlihat lurus. "Gue mohon bangunlah. Gue yakin, ayah dan bunda juga sangat menyayangi lu Liyan. Bukan hanya gue yang mereka sayang, lu juga. Jangan pernah berpikir bahwa mereka membenci diri lu Liyan. Liyan! Jangan tinggalin gue dan juga ayah bunda." Ucapan Aldiansyah begitu penuh akan sorot kesedihan dan juga penyesalan. Liyan sang adik, kini menghembuskan nafas terakhir. Bahkan, ayah dan bunda merasa berdosa telah menyakiti Liyan sang anak. Hahaha kenapa baru sekarang kalian menyesel saat dirinya kini telah tiada. . . . Bukannya gw mau merendahkan derajat orang tua melalui cerita yang gw ketik. Gw hanya terlalu prihatin dengan kelakuan orangtua yang selalu membandingkan dan bersikap kasar pada anak yang merupakan darah daging mereka sendiri. Jadi, jika kalian merasa tidak nyaman dengan cerita gw. Kalian bisa kok berhenti membaca atau bahkan menghapus cerita ini dari perpus nya kalian. Terimakasih sudah mau mampir walaupun harus berhenti di pertengahan cerita. Selamat membaca ya. . . . Hay all, silahkan mampir di cerita gw. Ini murni dari hasil pemikiran gw sendiri ya bukan dari hasil ngenjiplak cerita orang lain hehehe. Semoga kalian suka ama cerita gw. Jika ada kesamaan nama dengan pemeran cerita yang pernah kalian baca mungkin itu hanya kebetulan saja. Gw harap kalian bijak dalam membaca. Selamat membaca all, salken dari gw👋. Start: 08/12/2021 End:
3 parts