Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️
  • Reads 62,516
  • Votes 7,068
  • Parts 95
  • Reads 62,516
  • Votes 7,068
  • Parts 95
Complete, First published Dec 18, 2021
Mature
Levi dikirim oleh Ibunya ke sebuah sekolah yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota, ia dipindah sekolahkan karena terlalu nakal dan sering sekali melakukan segala hal yang tidak pantas ia lakukan, Kuchel tak tahan akan hal itu.

Namun di sekolah barunya, Levi bertemu dengan guru muda yang mengajarnya, guru itu terlalu sempurna sehingga membuat Levi memiliki ketertarikan yang tidak bisa ia tafsirkan, apakah ini hanya kekaguman semata? Atau ada perasaan lain yang ia miliki?

"Mataku, adalah matamu, dan matamu, adalah mataku" -Erwin Smith

⚠️SEMUA CHARA MILIK HAJIME ISAYAMA ⚠️
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️ to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
MY TEACHER MY HUSBAND  cover
MY SON (-ERERI) cover
The War Commander | Erwin x Levi Fanfiction cover
Sleep With The Devil ( EruRi Ver.) cover
Stuck With You[Sukufushi✓] cover
Mine [ ERURI ] ✔️ cover
Curtain Fall cover
Love Love Love! ✔ cover
Putri Palsu yang Kembali: Pernikahan Tak Terduga dengan Sang Raja Bisnis cover
7. THE SOUL cover

MY TEACHER MY HUSBAND

19 parts Complete Mature

⚠️ Cerita ini mengandung unsur bxb dan mpreg bagi homophobia bisa diskip . Kisah yang berawal dari ketidak sengajaan berakhir dengan penuh nafsu dan kasih sayang dari seorang guru jurusan teknik mesin bernama Aksa Alandhra dengan salah satu muridnya bernama Bintang Argantara Mata Bintang terbelalak tak percaya melihat kejadian mengejutkan ini Bibir pak Aksa menyentuh bibir ranum milik Bintang . " Apaan si , Lo bangsat banget jadi guru , gue bukan homo ya anjing , najis tau ga !". Maki Bintang ke pak Aksa Bintang yang geram pun akhirnya meninggalkan guru itu sendirian Pak Aksa yang dimaki barusan hanya tersenyum dan berkata , " saya hanya ingin kamu jadi milik saya Bi walaupun menentang norma sekalipun". pak Aksa tersenyum tipis setelah mengatakan itu