"Dunia jahat banget sama Kaina, kenapa pas Kaina udah seneng dikit aja langsung dibikin jatuh lagi? Kaina juga capek, Tuhan sayang sama Kaina kan? kenapa Tuhan kasih Kaina cobaan terus?" tangis gadis ini tak berhenti sedikit pun, ia merasakan beban yang teramat berat saat ini. Kalian bisa bilang dia berlebihan tapi ia memang nyatanya sudah sekuat itu. Tak apa bagi nya untuk menangis saat ini kan? "nangis mulu, cape gua dengernya" Kaina terperanjat, ia hanya sendirian dirumah tetapi darimana suara itu datang? "Lo siapa.." ucap Kaina sambil melihat kearah lelaki yang duduk di kursi dekat meja belajarnya. "lap dulu sono ingusnya, jorok" Kaina mematung disana, bagaimana mungkin ada sesosok lelaki disini..? padahal ia saja anak tunggal, ia selalu kesepian dirumah. Otaknya berputar sebentar, berpikir. "LO MALING YA? KELUAR GA LO? GUE TELPON POLISI YA" ujar Kaina sambil mengambil handphone-nya. "Polisi gabisa liat gua, mama papa gua aja gabisa liat gua" mata Kaina membulat mendengar penuturan lelaki itu. dengan cepat ia menghapus sisa air matanya. "gue bisa liat setan?" kata Kaina bingung, selama hidupnya ia tak pernah untuk melihat hal semacam ini. "haha, lu santuy banget liat gua? gua kaget sih lu bisa liat gua. gua tadi lewat terus ada orang nangis teriak teriak gua kira kenapa jadi gua mampir" kata lelaki itu-sangat mudah bukan ia berbicara? "oh ya, gua bukan setan soalnya gua belum mati" katanya yang membuat Kaina semakin bingung. Ia sedang berhalusinasi atau bagaimana?
1 part