Hari itu, segalanya terasa berbeda. Angin berhembus begitu kencang, hingga ranting-ranting meranggas. Lonceng sekolah tua bergabung bersama bunyi pepohonan atau apa saja yang ditampar angin. Dentingnya keras dan deras. Para pejalan seketika berubah menjadi pelari tatkala melintasi sekolah tua kosong itu dengan raut ketakutan. Himeka mengamati segalanya yang masih berada dalam jarak pandangnya, di balik pintu kaca menuju balkon kamar di lantai dua. Rumah Bibi, tempatnya tinggal, berseberangan dengan sekolah itu.
Detik berikutnya, pupil Himeka membesar. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihat, tangannya bergerak cepat untuk mengucek kedua mata. Ketika kelopak matanya terbuka, aku terpaksa harus percaya tidak ada yang salah dengan mataku dan tadi tidak ada halusinasi, di sana ia memang ada. Iris yang begitu gelap itu tepat menembak iris cokelat milik Himeka dan tidak ada emosi sama sekali di wajahnya, sementara jemarinya mencengkram gerbang besi sekolah yang sudah amat berkarat. Lalu surat itu datang ditengah cuaca gelap.
[ 13 8 9 8 9 1 5 11 ]
"M, H, I, H, I, A, E, K ... HI, HIMEKA?"
Dan angin seketika menerbangkannya, sontak Himeka berputar, mengikuti kertas itu. Masih dengan segala keterkejutan perihal dari mana datangnya surat yang berisi sapaan untuknya, sosok berseragam yang mencengkram gerbang sekolah tua itu muncul kembali, dan dia ... menyeringai.
Haechan yang di jual dan harus menjadi budak darah bagi putra putra Jung, yang merupakan bangsa vampir.
#jaehyuck
#markhyuck
#nohyuck
#nahyuck
#jihyuck
#🔞