23 Partes Continúa Ini bukan diary yang isinya bunga-bunga.
Ini bukan catatan manis penuh cinta dan kata mutiara.
Ini diary yang isinya kadang nyentil, kadang nyakitin, kadang bikin ngakak sendiri.
Cerita semu, tapi semua lahir dari rasa yang nyata.
Tentang pernikahan yang gak selalu romantis.
Tentang mertua, anak tiri, ART, dan omongan tetangga.
Tentang jadi perempuan yang masih belajar nerima, tapi juga gak takut bersuara.
Gaya bahasanya? Kadang halus, kadang kasar.
Emosinya? Campur aduk, kayak hidup.
Kalau kamu pernah ngerasa sendiri dalam ramai, atau pernah marah sampai nulis surat cerai di kertas bekas-selamat, kamu gak sendirian. Diary Book ini ditulis bukan buat cari pembenaran, tapi buat jujur.
Karena hidup itu absurd, dan kadang cuma bisa dimengerti lewat tawa atau tulisan.
"Cerita semu, tapi luka dan tawanya asli."
"Diary ini gak minta dimengerti, cukup dibaca pakai hati."
"Karena waras itu mahal, dan curhat kadang jadi penyelamat."
Disclaimer :
Gue tahu, nggak semua orang bakal sepakat sama isi tulisan ini. Gak apa-apa. Karena ini bukan buku petunjuk hidup ideal, ini cuma catatan dari istri yang pengen tetap waras dalam dunia yang kadang maksa perempuan buat diem, nurut, dan senyum... bahkan saat hatinya sendiri lagi berdarah-darah.
Gue gak ngajarin istri buat ngelawan suami, gue ngajak istri buat gak ngelawan dirinya sendiri.
Kalau lo kebetulan punya definisi "istri sholehah" yang beda dari gue, santai aja. Gak usah panik. Karena definisi itu emang berkembang-seiring akal, pengalaman, dan luka yang gak semua orang bisa lihat.