Story cover for Bila Hujan akan Reda by Aneza_H_Natalia
Bila Hujan akan Reda
  • WpView
    Reads 19
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 19
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Dec 20, 2021
"Tapi gue tetap gak suka hujan, Yan."

"Karena pandangan, lo tentang hujan sejak awal udah salah. Seperti kata orang ketika lo menyukai langit, lo harus siap menerima semua cuacanya, termasuk hujan bahkan badainya. Seperti hidup, lo harus siap menerima semua rasanya, semua kebahagiaan dan duka-duka yang dihadirkan."

Hujan semakin deras, gemuruh mulai terdengar. Mengalihkan atensi Arum pada jendela kaca, sebuah kilat bersama suara kencang bagai dentuman itu hadir ditengah perbincangan keduanya. 

Refleks Arumi menutup telinganya. 

"Hal kayak gini lo nikmati?" Tanya-nya pada Ryan.

Ryan mengangguk dengan senyum tipis "kita harus menikmati badai yang hadir, gua yakin badai pasti berlalu, Rum. Dan badai itu juga yang akan membuat kita sadar betapa hebatnya kita untuk terus bertahan,"
All Rights Reserved
Sign up to add Bila Hujan akan Reda to your library and receive updates
or
#394bebas
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Paradise cover
Tears In Heaven cover
RUANG DEPRESI [ END ] cover
Bukan Cerita Kita cover
KARAFERNELIA  cover
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
ALEYA~~ cover
Luka Naren. cover
AUDREY cover
Bawa Aku Pulang  cover

Paradise

52 parts Complete

(SUDAH TERBIT) PESAN DI SHOPEE LOVELYMEDIA. "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri, mendengar perkataan itu tak lagi menimbulkan sakit meski sesekali menangis dalam diam. "Woi cupu! Beresin nih sekalian buang sampahnya. Awas aja lo masih bisa santai disini." "Orang kayak lo emang pantes dapet temen?" "Makanya gak usah belagu! Dasar babu!" Lambat laun perkataan mereka tak lagi berefek pada hatinya, apa ini? Apakah ini yang disebut mati rasa? Ternyata ... setelah mati rasa pun ia tetap merasakan pahit yang sulit dijelaskan. Mengapa begitu banyak orang yang membencinya? Apa salahnya? Di mana letak kekurangannya? "Urus diri lo sendiri!" "Dasar manja!" "Qi, urusan abang bukan cuma kamu. Jangan egois." Ah, begitu. Ternyata di mata ketiga saudaranya pun ia terlihat manja dan menyusahkan. Bagaimana ini? Hatinya kini sudah pecah berkeping-keping, ia tak lagi merasakan dirinya sendiri. Harapannya ... sungguh sederhana, semoga kelak Ayah dan ketiga saudaranya dapat kembali menyayanginya. Semoga masa SMA-nya bisa seindah cerita novel yang ia baca. Semoga keinginan itu dapat ia rasakan sebelum ajal menjemputnya dengan paksa. .... Warning: violence, harsh word, bullying, suicide, etc. All picture from pinterest.