Keira tersenyum getir saat tahu dirinya akan dijodohkan dengan seorang pemuda yang tak lain adalah anak dari rekan bisnis papanya. Ia paling tak suka diatur-atur, terlebih mengenai pasangan hidup. Namun anehnya, semua terasa berbeda kala Keira melihat pemuda itu untuk yang pertama kalinya, meski hanya melalui photo. Namanya Abraham Alghiffari, usianya tiga puluh tahun. Entah mengapa, lelaki itu terlihat menarik di mata Keira. Hingga tanpa pikir panjang, Keira setuju dijodohkan dengan duda tampan itu. Abra-begitu orang tuanya menyebut nama lelaki itu-memang seorang duda. Lelaki itu berwajah tampan, bertubuh tinggi, dan nyaris sempurna. Tapi bukan itu yang membuatnya merasa tertarik. Melainkan, seperti ada hal yang tersimpan di diri pria sedingin kulkas itu. ***