Memiliki hidup yang nyaris sempurna tidak lantas membuat manusia merasa nyaman dengan dirinya. Setidaknya itulah yang dirasakan Arunika. Beberapa ketidakpuasan pelan-pelan menyusup lalu bersemayam di kepalanya. Lambat laun itu membuatnya lupa bahwa tidak semua hal harus ia punya. Dan tidak semua hal harus dilakukan hanya untuk menyenangkan hati banyak orang. Lantas bisakah ia melakukan itu? Atau justru hanyut dengan berbagai stereotip yang ada di sekitarnya?All Rights Reserved