Semakin bertambahnya usia, kaki kian berat melangkah. Tak terlihat apa yang diinjak, tetapi saat dirasa, ternyata menginjak dewasa.
Ketika kecil, harapannya menjadi besar adalah bisa puas main tanpa harus tidur siang. Namun, pada saat besar, ingin tidur siang seperti waktu kecil ternyata susah. Baru memejamkan mata saja sudah diteriaki pemalas.
Dewasa ini, banyak sekali kejadian-kejadian yang dirasa menyenangkan, tetapi juga menyedihkan. Banyak berita beredar luas, yang topiknya pun meluas. Mulai dari sukses di usia muda, jatuh bangun memulai usaha, pengkhianatan dalam hubungan, hal-hal erotis, kekerasan pada anak, dan masih banyak lagi.
Kontradiksi, fanatisme, patriarki, feminisme, justifikasi tak mendasar, dan hal-hal lain nyatanya masih melekat pada masyarakat.
Lantas, pada dewasa ini, bagaimana harus bersikap? Mengikuti diri yang sudah selama ini berdiri, atau beranjak pergi dari kenyamanan diri?
Embun merasa dunia yang ia tempati
sangat aneh, karena di dunia ini ia merasa jika dirinya sangat transparan apalagi saat ada kedua kakaknya yaitu Sky dan Awan.
Kehadirannya serasa tidak ada begitu saja. Embun merasa dirinya seperti toping bumi, sepele dan mudah terlupakan. Di dunia yang ia huni, ia hanyalah pelengkap eksentitas dunia, kehadirannya tak begitu berarti.
Hingga suatu hari ia membaca novel di web gelap. Baru saat itulah ia sadar bahwa dunianya ini hanyalah sebuah novel remaja murah yang klise berjudul "Bunga Liar di Taman Berpagar" dan ia hanyalah sebagai figuran.
Embun tidak menolak ia juga tidak mencoba mengubah hidupnya, karna ia tahu jika ia mengusik sebuah plot maka ia akan terkena dampak besar bahkan bisa saja mengancam keberadaanya.
Namun akankah dia akan tetap diam jika sudah di sudutkan situasi ?