Kemoja menghilang mendekati hari pernikahannya. Warga desa hanya menemukan selendangnya yang tersangkut pada batu di sisi tebing lautan. Orang-orang berpikir Kemoja bunuh diri. Bahkan kabar tentangnya menjadi kian buruk, mengganti citra Kemoja yang baik budi menjadi penuh caci. Namanya yang harum makin terkikis lalu lesap bersama waktu yang bergulir. Tiga tahun lamanya warga desa hampir melupakannya. Nama Kemoja hanya sebuah cerita untuk menakuti anak-anak gadis mereka. Hingga suatu hari, Kemoja kembali. Kehadirannya bagai selaksa teror bagi para pendosa. Dia datang membawa kidung penguntai kematian, bagi mereka yang pernah menguntai kematiannya. ***