Tak ada orang yang tahu kondisiku seperti apa sekarang.
Semakin hari, fisikku semakin melemah. Jari-jari tangan kian hari semakin kaku untuk digerakkan, otakku saat ini sulit untuk mencerna rangkaian huruf yang tertulis di lembaran buku-buku ini.
Semua kondisi tubuh dan pikiran kutuangkan secara runut dalam note kecil ini.
Aku tak tahu, perasaanku saat ini seperti apa. Ingin semangat, tapi tak tahu untuk siapa semangat ini kubangkitkan. Aku ingin bersedih, namun sedihku sudah terlalu larut, dan tak akan ada yang peduli.
Aku selalu sendiri. Sendiri menikmati perih, sendiri menjalani hari yang kian menyesakkan.
Tak perlu memperlihatkan diriku yang lemah kepada mereka, karena nyatanya walau raga ini sekarat, mereka tetap tak perduli.
Biarlah seperti ini, aku yang mulai terbiasa sendiri,
Aku yang menikmati tubuh digerogoti penyakit hari demi hari.
Tak apa, dengan begini rasa sakit karena kepergianku suatu saat nanti tak akan terlalu menyesakkan.
Dan kuharap setelah kepergianku, mereka akan melupa secepat waktu berlalu.
Heh.. Kalimatku terlalu percaya diri.
.
.
.
"Yah, hari ini temenin Aya sekalii aja. Aya cuman takut nanti ada yang nguntit Aya lagi,"
"Kamu itu udah dewasa!! Harus bisa mandiri dan jaga diri sendiri. Jangan ngerepotin orang lain lagi!,"
...
"Kak, stop!! Kenapa kakak gak pernah mau main ke rumah? Kenapa, kakak lebih pilih tinggal di apartemen ketimbang di rumah bareng Aya. Kenapa Kak?!,"
"Kakak sayang kamu, kakak mau nemenin kamu. Tapi, kakak gak pernah bisa kuat kalo harus melihat wajah kamu tiap hari Ya,"
...
"Bang Ata balik yah.. Gak ada orang yang mau nemenin Aya. Aya takut sendiri lagi bang,"
"Tunggu yah.. Abang masih harus selesain study yang tertunda. Abang harus kejar impian abang, 1 tahun lagi bang Ata balik dan akan nemenin Aya setiap waktu,"
...
"Kai, bisa gak kamu berhenti prioritasin dia. Kali ini aja.. Aku butuh kamu,"
"Bebal banget sih Lo!! Kan gue udah bilang, sahabat gue jauh lebih prioritas dibanding Elo!!"
YUK FOLLOW DULU SEBELUM BACA 💓
Sepasang mata tajam memandang ke arah lantai 2 tepatnya di koridor kelas XI. Memandang seseorang yang mungkin kakak kelasnya dengan tatapan tertarik.
Tatapan tajam memandang penuh obsesi. ALISTER BRAHMA CAKRABIRAWA anak pemilik sekolah sekaligus pewaris CAKRABIRAWA CORP. Anak tunggal dari pasangan Damian Cakrabirawa dan Gladys Ayu Cakrabirawa. Lelaki yang baru menginjak kelas satu tepat hari ini.
Memiliki paras yang tampan dan tubuh yang atletis banyak wanita yang mengidolakan lelaki tersebut
Tetapi Sifatnya yang arrogan dingin tak tersentuh tersebut membuat mereka takut untuk sekedar mencoba mendekati ataupun menyapa
Tetapi untuk pertama kalinya ALISTER merasa tertarik dengan yang namanya wanita yaitu kakak kelasnya sendiri, GABRIELLA RUBY DJOSALIEM.
Tiba tiba pandangan mereka bertemu. ALISTER yang melihat Gaby memandangnya pun reflek menyunggingkan bibirnya tipis. Tapi di mata Gaby senyuman tersebut mengerikan membuat nya langsung mengalihkan pandangan.
ALISTER mengerutkan dahinya bingung, namun kemudian dia kembali tersenyum tipis. Senyum yang menggambarkan obsesi.
"is mine!" gumam lelaki tersebut dengan senyum smirknya.
[ON GOING]
Aku usahain up tiap hari ya 💗
Hi guys ini cerita pertama aku. Semoga kalian suka yaa ...
Thankyou 💓