Ini kisah pasien nomor sembilan yang datang padaku murni sebagai pesakitan.
Allsya, remaja yang terlahir dari keluarga berada tapi tak bisa menikmati bahagia. Ditempa oleh keadaan yang memaksanya untuk dewasa sebelum waktunya.
Di usianya yang masih belia ia mencari tahu tentang keadilan, perbedaan laki-laki dan perempuan, dan tentang berbedanya perlakuan. Ketika di penghujung SMP-masa sibuknya ujian, baru berhasil menemukan jawaban.
Patriarki!
Selain dari buku yang dibacanya, ia juga mendapatkan pemahaman dari Ersya-mahasiswa yang sedang KKN di desanya. Mengajari banyak hal setiap malam. Berbagi perhatian dan juga memberikan perlindungan layaknya seorang kakak kepada adiknya.
Tiga bulan sudah, tiba masanya Ersya harus pulang. Tugasnya telah selesai dan harus menyelesaikan studinya di kota asal.
Tentu saja Allsya pun tak baik-baik saja setelah perpisahan. Terciptanya kebersamaan membuatnya merasa sangat kehilangan. Terlebih ketika mimpinya dipaksa mati oleh sang ayah dengan jeratan sebuah perjodohan.
Ketika ia datang padaku, memberanikan diri bercerita tentang sekelumit hidupnya sebagai upaya menyembuhkan diri, maka mata hatiku merubah cara pandang tentangnya. Menebas segala prasangka yang sempat tercipta karena kesaksianku yang tidak utuh. Keputusannya datang padaku adalah momentum terbaik untuk melengkapi bagian rumpang yang senantiasa mengundang pikiran yang bukan-bukan serta kesimpulan tanpa rujukan.
Namun, secara tidak langsung ia mengajakku bermain-main dalam labirinnya. Bahkan bukan lagi bersifat ajakan melainkan sebuah paksaan karena ini menyangkut tanggung jawab profesi.
Baiklah, dengan bantuan diary sebagai saksi bisu sang pemiliknya yang dibiarkan aku baca, kesedian ia terus terang bercerita, kesaksian seorang lelaki yang sangat kupuja, serta mataku sendiri yang menyaksikan beberapa bagian hidupnya secara langsung, aku susun benang merah dari hidup seorang pasien nomor sembilan. Silahkan, saksikan saja kinerjaku ini!
⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️
-
-
Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya yang sudah berubah warna menjadi merah darah membuat orang-orang yang masih memperhatikan nya kembali meringis.
Baru satu langkah, sepatunya sudah berada di genggaman seseorang dan tubuhnya tiba-tiba melayang.
Alexa sedikit tersentak saat wajah seorang lelaki begitu dekat dengannya, bagaimana tidak? Jika sekarang posisinya sedang berada di gendongannya dengan ala bridal. Tangan Alexa otomatis melingkar di leher laki-laki itu, mencari pegangan karena takut terjatuh. Apalagi sekarang ia hanya digendong menggunakan satu tangan, bayangkan hanya tangan kanannya saja yang menopang kaki Alexa, sedangkan tangan kiri laki-laki itu menjinjing sepatunya.
-
-
#1 transmigrasi (051224)
#5 fiksi (110125)
#1 partnerincrime (221224)
#5 narkoba (241224)
#1 anakmotor (241224)
#1 motor (080125)
#1 gengmotor (030125)
#2 acak (140125)
#3 fiksiremaja (090125)
#8 sekolah (110125)
#1 cintasma (140125)
#1 fiction (170125)
#9 love (170125)
#2 cintasekolah (190125)
#3 geng (200125)