SEBUAH RASA

PROLOG

"Maaf, Aku tidak bisa memberikanmu hak istri sepenuhnya. Bagiku, pernikahan ini hanya status belaka. Aku sudah mencintai seseorang, jauh sebelum kita dijodohkan.
Aku tidak bisa membagi perasaanku kepada siapapun, termasuk dirimu. Aku harap kamu mengerti."

Hellyana Niswara Herlamabang atau yang kerap disapa Swara itu. Hanya mengangguk pasrah atas permitaan laki-laki yang baru saja menjadi suaminya. Rasa sesak yang menyeruak dalam dada membuat perempuan itu tak mampu mengeluarkan kata-kata.

"Andai aku tahu lebih awal tentang perasaanmu. Aku pasti mundur dari perjodohan ini dan memilih jalan hidupku sendiri. Aku juga ingin dimiliki oleh pria yang tulus mencintaiku dan hanya akulah perempuan satu-satunya yang ada di hatinya." Air matanya mengalir deras, menatap nanar punggung suaminya yang melangkah semakin jauh.