"Kak, kalau misalnya nanti salah satu dari kita dipanggil duluan gimana?"
"Kamu harus kuat dan kamu harus jalani hidup kamu. Ga boleh terus-terusan larut."
"Tapi Nara belum siap bahkan mungkin ga akan siap kalau Nara kehilangan kakak. Nara takut kaya sebelum Nara ketemu sama kakak" Ujarnya sambil menatap sosok laki-laki yang sangat ia cintai
Raka mengacak gemas rambut gadis dihadapannya ini "No, ga boleh gitu. Kamu ga boleh marah sama takdir. Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk kita."
"Gamau, Nara maunya sama kakak!." Rengeknya dengan manja
"Kita sama-sama terus ya, sampai maut memisahkan. Promise?" Ujar Raka seraya memberikan jari kelingking nya
Nara menatap laki-laki dihadapan nya ini sambil mengangguk "Promise, janji ya kak. Ga bakal ninggalin Nara, kakak harus tetap disini sama Nara."
"Iya. Gimana mau ninggalin minggu depan aja udah mau di pinang." Godanya seraya tertawa
Pipi Nara memerah karena malu "Ih, kakak, Nara udah ga sabar. Kita nanti liburannya kemana kak?"
"Setelah itu kita liburan ke Cappadocia, sesuai mimpi kamu pengen kesana dengan orang yang kamu cintai sekalian honeymoon."
Nara mengangguk semangat "Yeay, it's my dream! Thank you my future husband."
"Thank you tou my future wife." Ujar Raka sambil mencium ubun-ubun Nara dengan lembut.
------------------------------
Kisah ini menceritakan seorang gadis yang ditinggal nikah oleh calon suaminya, bukan karena tak cinta, namun Tuhan mengambil calon suaminya sebelum hari jadi mereka. Karena tak ingin merusak acara yang sudah tersusun dengan rapi, terpaksa sang adik lah yang harus mengganti kan posisi calon suaminya Nara. Satu hal yang membuat Nara terkejut, saat ia ingin membuka hati, ternyata adiknya Raka diam-diam sudah memiliki calon dan juga sudah tunangan. Apakah Nara disebut orang ketiga? Bagaimana Nara akan menjalani ini semua? Apakah Nara akan siap untuk membuka hatinya lagi?
Apakah mimpi Nara akan terwujud?
Hanya Nara, Arka dan Lea saja yang tahu akhir dari kisah ini.