Auva berani sumpah. Walaupun di sebuah gubuk yang kecil dan makanan yang seadanya, tinggal berdua bersama ibunya lebih membahagiakan dibandingkan tinggal di rumah besar dengan anggota keluarga yang bermuka dua. Namun, benar. Apa yang kita inginkan terkadang tak selalu terjadi. Keinginan Auva untuk membahagiakan ibunya pupus saat wanita itu meninggal dunia. Ditambah lagi, seorang laki-laki paruh baya tiba-tiba saja datang kepada Auva dan mengaku sebagai ayahnya dan memaksa Auva untuk ikut dengannya. Rumah barunya, rumah yang luas, mewah dan elegan, juga dengan fasilitas yang lengkap serta pembantu yang siap melayani, ternyata hanya kelihatan seperti surga di luar. Di dalam sana, Auva tak pernah merasa punya keluarga, malah lawan yang menginginkan harta dan tahta saja. *** • selamat membaca, ini hanya cerita fiksi • cerita ini murni atas pemikiran saya sendiri • jika ada kesamaan nama dan lain-lain itu hanya ketidaksengajaan SEMOGA MENGHIBUR!^-^