Pagi, waktu awal memulai hari dan melanjutkan kehidupan, sang surya pun tampak mengapung dalam indahnya, cahayanya yang terang sekarang hanya remang - remang, langit biru itu tertutupi abu - abu dan hitamnya awan, rintik air mulai berjatuhan dengan guntur yang saling bertabrakan.
Seorang anak kecil sedang menatap keluar dari jendela kamar inap yang mewah dengan baju kebesaran yang sederhana namun terlihat menyakitkan, matanya memandang jauh ke atas seakan ia melihat sesuatu keindahan sebelah tangan mungil nan lucunya terangkat untuk menyentuh rintiknya hujan, mata biru lautnya berbinar dengan senyuman yang mengembang namun matanya menyiratkan kesedihan, air mata sebening kristal pun tak bisa terbendung menetes bersamaan dengan hujan namun senyum itu tak pernah memudar.
Lengkara Gionathan Alderick nama yang begitu indah selaras dengan pemilik, namanya tak seindah dunianya dan impianya yang tak mungkin bisa ia raih. Tangan itu tak kunjung ia turunkan, ia menangis tanpa suara, ingin meraung namun apa guna? Tenagapun tak ada hanya sakit dan lemas yang dirasa, ia begitu kecil namun tekadnya begitu besar dan berambisi, ia hanya anak kecil yang lemah namun begitu kuat. Ia menurunkan tangannya dan mengusap kedua matanya dengan kasar. Ia mengernyit, pusing itu kembali menyerang, penglihatan pun semakin kabur dan rumit, ia kembali ke brankar dengan tergopoh-gopoh, tapi percuma tenaganya semakin menghilang dan sakitnya makin bertambah. Ia bisa apa! Ia hanya anak kecil!! Pasrah yang ia bisa, tubuh mungilnya ambruk dan berahir dengan gelap, bersamaan dengan seseorang berjas masuk bersama beberapa orang.
cerita gabut yang paling aku suka dan juga khayalanku saat aku mau tidur, beda banget kan sama orang orang wkwk.