"Hai, Terima kasih sudah membaca. Maaf jika cerita ini sangat membosankan untuk kamu, tetapi apakah kamu percaya dengan keajaiban yang di takdirkan? Awalnya memang aku tidak mempercayai itu. Akan tetapi setelah apa yang aku alami, aku bisa mempercayai bahwa ada keajaiban yang di takdirkan setelah badai." - Anindya Nada. *** Tepat pada hari kamis, di bulan November. Seorang perempuan bernama lengkap Anindya Nada De Sakura menghela nafasnya dengan panjang, lalu bedecak frustasi. Ia mengacak-acak rambut hitamnya hingga semrawut tidak karuan. Bagaimana dirinya bisa sebodoh ini, bagaimana kalau temennya tau kalau dia baru saja nyaris menyatakan cintanya kepada laki-laki semasa SMA―nya dulu? Mau taruh dimana mukamu Nada? Pekiknya dalam hati. Dentingan ponselnya berbunyi menandakan ada notifikasi pesan di sosail medianya. Nada meraihnya, lalu membuka pesan tersebut dengan tangan yang bergemetar. "Maaf untuk saat ini gak bisa deket." Jantungnya terus-menerus berdetak dengan hebat, "Karena lagi dekat juga dengan seseorang." Seakan-akan jantungnya meledak begitu saja saking berdetak dengan hebat. Kalimat itu terus berputar di kepalanya, dan kenapa dia sangat berani mengucapkan kalimat itu, kalimat yang membuat dirinya hancur. Saat itu juga Nada menangis dengan kencangnya membuat kehebohan di malam hari. *** A/N : Sebuah cerita mainstream yang dikemas secara berbeda. "Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila terjadi kesamaan nama tokoh, latar tempat dan isi cerita. Hanyalah sebuah kebetulan. Cerita murni dari imajinasi penulis sendiri."
3 parts