What I should put here? perasaanku? harapanku?
atau sebaiknya ku tulis terserah saja?
jika kamu mengira, cerita ini kisah dongeng dengan akhir yang bahagia, tidak untuk ceritaku. Tuhan memang tidak adil menurutku, saya dengan segala serapah kesedihanku sendiri.
kau tahu bagaimana rasanya mati rasa?
di suatu pagi kamu terbangun dengan perasaan begitu kosong, hampa tidak bertenaga. Bahkan untuk mengucapkan selamat pagi saja tidak berselera. padahal semuanya baik, tidak ada yang salah, keadaan telah membuatmu berdamai tapi tetap saja hatimu rumpang , matamu keruh, harapanmu mati. seperti ini perasaanku saat ini
harapanku? Saya ingin berlalu, tanpa ingin lagi mengulang waktu, menggutuki diri karena begitu bodoh, saya begitu lelah memohon maaf tanpa balas. harapanku hanya ingin waktu membawaku menemukannya sekedar mengucap maaf sebagai Sorai perpisahan yang paling baik.
Dan terakhir untuk semua mata yang begitu pemerhati, untuk tangan yang begitu peduli, dan untuk pundak yang pernah kamu tawarkan untuk bersandar, dan untuk hati yang pernah dengan cuma-cuma menjadi milikku. maaf aku begitu pengecut.
__Elmatiana Jingga
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan