Allisya tipe perempuan cuek, tak ada satupun lelaki yang berani mendekati dirinya. Dia hanya ingin fokus dengan kariernya saja. Adit terus berjuang untuk mendapatkan hati Allisya sepenuhnya. Walaupun lelaki itu selalu mendekati Allisya. Apa yang akan terjadi disaat Adit memperjuangkan cintanya dengan Allisya? "Siapa yang menyuruh Ratu mengantarkan surat kepada saya?" tanya Adit dengan nada suara tinggi, bertanya pada sekretarisnya itu. "Saya yang menyuruh dia untuk mengantarkan suratnya kepada Bapak," jawab Allisya dengan nada takut, ia hanya takut bosnya itu akan memarahi dirinya. "Bukankah tugas seorang sekretaris itu adalah mengantarkan surat kepada atasannya?" sindir Adit, menyindir sekertarisnya agar dia tahu apa yang di lakukan dirinya itu salah besar. "Em... Iya saya tahu, tapi saya sedang sibuk. Jadi, saya menyuruh Ratu saja yang mengantarkan suratnya." Allisya pun tahu, kalau yang di perbuat dirinya itu salah. Tetapi, ia sedang malas bertemu dengan bosnya. Jadi, ia menyuruh salah satu karyawannya untuk mengantarkan surat dokumen itu kepada bosnya. "Kamu tahu tidak, saya paling tidak suka dengan tugas yang seharusnya menjadi tugas sekretaris lalu di lemparkan ke karyawan lain." Adit meletakkan surat dokumen itu ke atas meja sampai terdengar suaranya. Membuat Allisya hanya terdiam saja, ia pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dirinya memang salah, tapi ia juga sedang kesal dengan bosnya hanya karena permasalahan saat tadi. "Iya maaf Pak saya salah," ucap Allisya. "Saya tidak mau tahu, kamu harus mengulanginya lagi." "Maksud Bapak apa? Apa saya harus mengantarkan surat dokumen ini ke ruangan Bapak?" jelas Allisya. "Iya, saya hanya mau kamu yang mengantarkan surat dokumen ini ke ruangan saya sekarang." "Kalau bukan bos gue, udah gue marahin kali yah. Kesal banget deh, tadi dia yang ngusir gue. Sekarang aja, malah nyuruh-nyuruh gue segala. Emang yah, bos itu sangat menyebalkan sekali."