Prolog Seorang perempuan yang ambisius dalam pendidikannya harus menerima petualangan penuh lika liku ketika diperhadapkan dengan orang yang menyayanginya. Tetapi tidak mendukung perihal pikiran brilian dan mimpinya yang visioner. Mutiara bersikeras melanjutkan langkahnya dalam meraih pendidikannya sampai ke jenjang yang lebih tinggi meski dihantam oleh badai pikiran dan pendapat orang lain yang tentunya masih bermuatan dengan patriarki