Amara Ceisya, seorang gadis 16 tahun yg cantik bertubuh mungil, pipi chubby, bulu mata lentik, berlesung pipi dan bibirnya yg tipis. Bisa dibilang Mara adalah gadis yg periang, ceria, dan banyak omong. Dia selalu berhasil menebarkan aura positifnya, membuat siapa saja merasa senang melihatnya.
Mara hanya tinggal bersama Ayahnya, Tio Setiawan. Ayahnya adalah seorang pengusaha yg sangat sibuk, tapi syukurnya Tio tetap memprioritaskan anaknya. Karena hanya Maralah yg dia punya saat ini. Istrinya yg telah tiada 6 tahun lalu, membuat Tio harus meluangkan waktu di sela kesibukannya untuk anak semata wayangnya.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan