RUMIT: Sebuah Diari Perjalanan Depresi [ON GOING]

Menjadi mahasiswa psikologi tak membuat Rena terhindar dari gangguan jiwa. Pertengahan 2021, Rena didiagnosis depresi oleh psikiater. Dia tidak terkejut, karena sudah menyadarinya sejak 2 tahun silam. Namun dia berusaha menahan untuk tidak pergi ke profesional kesehatan mental, karena merasa belum siap kalau perkiraannya benar.

Setelah kondisinya semakin parah sampai pernah seharian tak bisa bangun dari tempat tidur dan beberapa kali alami histeria, Rena memantapkan hati untuk mendatangi psikiater. Dan, perkiraan dia benar adanya.

Bukan, bukan itu yang jadi masalah. Tapi manusia-manusia di sekitarnya. Kebanyakan mereka bertanya-bertanya kenapa Rena bisa alami hal itu. Terlebih, selama ini Rena dikenal sebagai orang yang ceria; seperti tanpa beban.

Awalnya Rena bersedia menjawab dan menjelaskan keadaannya, tapi mereka seolah ingin satu jawaban singkat yang menjadi penyebab depresinya. Mustahil! Bagi Rena, ini terasa sulit untuk dijelaskan hanya dalam satu kalimat. Sudah terlalu rumit untuk diurai. Tak mudah. Bahkan, Rena pun tak terlalu paham apa penyebabnya.

Karena hal itu, Rena mempersilakan mereka untuk membaca tuntas buku hariannya. Biarkan mereka tahu semuanya, tanpa harus kembali bertanya-tanya.