[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!!]
WARNING !!
JANGAN PLAGIAT CERITA INI!
JANGAN BACA CUMA UNTUK PLAGIAT!
Ini cerita murni hasil dari pemikiran saya sendiri, tidak ada niatan plagiat dari cerita manapun!!
Karena cerita ini sedang mengikuti event menulis, ayo dukung dengan cara vote + comment sebanyak-banyaknya!!
Ayo buruan kalian dukung cerita ini! Dan jangan lupa tinggalkan vote + comment yang banyak!!
◟ · · ─────── ·· ─────── · · ◞
Bagaimana perasaanmu ketika diputuskan oleh sang pacar tepat di hari ulang tahunmu?
Itulah yang dialami Nadine Almira Aditama, seorang murid yang terkenal polos, mandiri dan dewasa. Kekasih dari Arshaka Virendra Armagan, cowok yang dikenal pendiam, dingin dan cuek. Hanya Nadine yang mampu mencairkan cowo dingin itu. Setelah tiga tahun mereka berpacaran, Shaka memutuskan hubungannya tepat di hari ulang tahun Nadine, karena kesalahpahaman di antara mereka. Dan setelah itu Shaka menghilang bak ditelan bumi, sementara Nadine berusaha untuk melupakan Shaka dan kenangannya.
Mampukah Nadine untuk melupakan Shaka dan kenangannya? Ke manakah Shaka pergi meninggalkan Nadine? Dan kesalahpaham apa yang membuat hubungan keduanya kandas?
📚 PART LENGKAP
#KARYA 9
Tampan, pimpinan geng terkenal di sekolah, dari keluarga kaya raya bin keturunan bangsawan kraton. Paket komplit seorang Bima yang layaknya tokoh Wattpad. Ya, Raden Mas Bimasena Wira Prasetya. Cowok paling bermasalah di sekolah sekaligus paling digilai kaum hawa yang ke mana-mana selalu diikuti pengikutnya layaknya pasukan paspampres.
Sayangnya, dia tak sengaja terjebak dengan permainannya sendiri yang mempertemukannya dengan anak pimpinan pondok pesantren sekaligus ketua Rohis Putri. Amatullah Sarah Syahrazad.
"Ini tempat konsultasi khusus perempuan!" ucap Sarah dengan nada datar.
"Lah, di sini ditulis akhwat bukan perempuan. Kemarin gue mengganti nama gue menjadi akhwat." Bima tak mau tahu.
"Akhwat itu bahasa arab yang artinya perempuan muslim! Kamu perempuan?"
"A-apa? Intinya gue mau konsultasi deh!"
"Sudah salah, ngegas lagi."
"APA LO BILANG?!"
"Tidak usah teriak-teriak!! Tidak ada yang tuli di sini."