Leonathan tidak berhenti menghentikan kaki demi mengejar perempuan yang selama ini dia cari. "Bicarakan ini baik-baik, Elle. Dia juga membutuhkanku untuk tumbuh. Jangan bersikap egois, aku juga orang tuanya."
Brielle memutar badan ke belakang, lalu menatap pria keturunan Amerika itu dengan mata tajam. Kepalanya mendongak, lalu menyahut, "tiga tahun ini dia sudah hidup tanpa sosok ayah. Jadi, untuk apa kau hadir di dalam hidupnya? Bagiku, kau sudah tiada." Brielle kembali melanjutkan langkahnya. Dia harus segera masuk toko jika tidak ingin gajinya dipotong.
Namun, baru beberapa langkah, Leonathan kembali menjawab, "aku tidak akan pergi sebelum membawa kalian. Itu adalah tekadku setelah menemukanmu, dan anak kandungku."
PEMBACA HARAP PERHATIKAN UMUR^^
UPDATE TIAP HARI
Senyumannya yang tadi menghiasi wajahnya seketika hilang ketika melihat vee bercumbu dengan sekertaris baru itu di atas meja
Vee melirik ke arah pintu melihat allika yang sedang diam mematung. Bukannya berhenti, vee malah melanjutkan aksinya
Vee melepaskan kait bra sekertaris itu hingga ia leluasa menikmati payudaranya. Vee dengan brutalnya menciumi bibir sekertaris itu tanpa memperdulikan allika, membuat desahan demi desahannya bagai jarum yang menusuk ditelinganya
Allika keluar dari ruangannya, pergi ke toilet wanita dan menangis disitu, membuat karyawan wanita yang masuk ke toilet itupun merasa miris mendengarkan tangisan allika.
Vee melepaskan cumbuannya ketika allika sudah pergi.
"Pergilah, kau kupecat"
"Apa" tanya sekertaris itu
"Kau ku pecat karena kau berani menggodaku tadi"
"Aku menggodamu tapi kau menikmati tubuhku, dan istrimu melihatnya" ucap sekertaris itu sambil menyeringai
"aku memang bercumbu denganmu, tapi maaf karena aku tidak menikmati tubuhmu aku hanya membayangkan itu adalah tubuh istriku.
PERGI, SEBELUM KAU DISERET DARI SINI"
Sekertaris itu pun pergi meninggalkan ruangan vee.
Vee duduk dikursinya dan memejamkan matanya memikirkan allika.
Vee membuka matanya ketika mendengar seseorang melangkah masuk dan betapa kagetnya dia melihat allika menghampirinya dengan senyuman terindah sambil meletakkan kotak makan siang yang ia buat
"aku ingin dia marah padaku, tapi kenapa dia malah tersenyum" vee bicara dalam hati.
Melihat wajahnya saja sudah kelihatan bahwa allika habis menangis.
Allika duduk dipangkuan vee melingkarkan tangannya dileher vee
"Aku membuatkan makan siang untukmu kak. Lihatlah"
allika menunjukkan kotak makan siangnya tapi vee menepis tangan allika hingga kotak itu terjatuh dan membuat makanannya terhambur dilantai