Berburu Rindu : Kisah ku dengan Sang Pencipta
secangkir teh for all the reader's
Dikala terbitnya rembulan malam
Hatiku makin tenggelam di kelam malam
Menepis angan tentang dunia
Yang seharian suntuk menggulat menguasai jiwa
Yang raganya sudah habis termakan dusta
Buah kerja anak cucu belis
Hingga esok pun masih terlena
Ronanya aku sudah lemah
Apa-apa yang telah diperbuat
Belum membungakan Sang Khalik
Hati ini sudah menghitam ghoibnya
Benar memang ghoib
Sayang memang hamba rendahan
Terlalu kotor untuk mendapatkan keistimewaan (melihat itu)
Tapi manusia yang sewajarnya
Ingat Tuhan jika sudah tersiksa
Memohon dunia seakan kekal didalamnya
Padahal memohon akhirat lebih mulia
Ya memang malam-malam ku di dunia
Waktunya aku untuk menyesal
Sayang selalu lupa esok harinya
Kisah ku akan membawamu melihat betapa hinanya aku, bukan untuk merendahkan diri, ambil saja pelajarannya, karena apa yang telah aku kerjakan begitu sia-sia. Aku berharap jalanmu lurus-lurus saja. Jangan lupakan Tuhanmu, dalam keadaan terburuk maupun terbaik dirimu. Tempat kembali mu adalah Dia, bukan sahabat mu, keluarga mu, maupun dunia mu. Mereka bukan pemilik mu maupun kekekalan, jadi kembalilah. Karena rindumu akan teramat jatuh jika tidak kau pegang. Karena rindumu teramat jauh jika kau diam. Maka cari rindu-Nya, berburulah hingga habis harimu di dekap-Nya.
~Eryyl