ᴍᴀsɪʜ sᴀᴍᴀ || 𝐟𝐨𝐫𝐜𝐞𝐛𝐨𝐨𝐤
  • Reads 1,635
  • Votes 237
  • Parts 3
  • Reads 1,635
  • Votes 237
  • Parts 3
Ongoing, First published Jan 30, 2022
dua remaja yang dari dulu tidak pernah terpisahkan.
kadang ada saatnya mereka bosan satu sama lain, tapi karena ingin selalu bersama, rasa bosan itu perlahan hilang

⚠️jangan salpak! ini tempat bxb⚠️
All Rights Reserved
Sign up to add ᴍᴀsɪʜ sᴀᴍᴀ || 𝐟𝐨𝐫𝐜𝐞𝐛𝐨𝐨𝐤 to your library and receive updates
or
#64ohmnon
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
antagonis wife [TERBIT] cover
The Qonsequences cover
Rafa  cover
The Best Of Miracle cover
Dosa Ku cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover

𝐒oerabaja, 1730

37 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias sembari tersenyum angkuh "Psikopat sialan, kenapa lo gak musnah aja?!" *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.