Di masa-masa remaja yang seharusnya aku bisa lebih bersenang-senang dengan duniaku, tapi aku malah lebih sering merenungkan seseorang yang masih sangat abu-abu. Aku benci dengan situasi ini. Di saat aku mulai melangkah maju, memulai hidup baru, aku terjatuh lagi dari langkahku. Rasanya seperti ada yang menghalangi pintu kebahagiaanku. Mengapa aku merasa Tuhan tidak adil padaku? Apakah aku tidak pantas memperoleh kebahagiaan?(CC) Attrib. NonComm. NoDerivs