Aneh sekali rasanya, Ana yang tidak peka selalu saja mendapatkan perhatian mendalam dari seorang pemuda yang baik tutur katanya itu dan tampan rupanya itu. Hati selalu memberi teka-teki, selalu menarik diri pada hati lain yang cenderung tak mempunyai perasaan yang sama dengan perasaan kita. Reo jatuh cinta pada Ana. Ia menyatakan hal itu sejak duduk di kelas 7. Reo suka membuat puisi tahunan untuk Ana yang tak pernah ia beri sekalipun. Ia menyimpan puisi-puisi itu dalam laci kamarnya agar siapa pun tak perlu tahu. Kini saat mereka menduduki kelas 10, sudah tercipta 3 buah puisi untuk Ana. Memasuki kelas 10 semester 2, puisi itu akan bertambah 1 yang artinya akan menjadi 4 buah puisi. Adiva adalah gadis yang menyukai Reo sedang Reo mencintai Ana. Ana tak pernah membalas perasaan Reo entah karena alasan apa, bahkan yang Adiva tahu, Ana saja tidak peka terhadap perasaan Reo. Sementara itu ada Kaisar, kakak kelas Ana yang suka juga pada Ana. Semua bermula ketika Ana menerima es teh manis miliknya, sejak saat itu Kaisar mulai memperhatikan dan ingin selalu muncul dalam hidup Ana. Sampai suatu ketika masalah besar terjadi, Kaisar ingin menyingkirkan Reo. Puisi-puisi Reo diam tapi tak bisu, mereka menatap sedu pada Reo yang tulus mendapatkan balasan yang tak mulus. Andai saja perasaan selalu tahu pada siapa ia pantas berlayar, mungkin Reo takkan perlu kehilangan senyum lebar. Akankah Reo mampu mendapat cinta Ana? Atau Ana sendirilah yang akan memberi cintanya pada Kaisar? Temukan jawabannya dalam Narasi Patah Hati, jabaran perasaan yang sibuk ingin terdengar oleh hati. © 2022 Amanda
30 parts