※Tokyo Revengers※ ♡ FALLING IN LOVE WITH PREMAN ♡ || ⋇⋆✦⋆⋇WAKASA IMAUSHI⋇⋆✦⋆⋇ 
  • Reads 173
  • Votes 23
  • Parts 2
  • Reads 173
  • Votes 23
  • Parts 2
Ongoing, First published Feb 08, 2022
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


"Hey.."

"Hmm?"

"Ayo menikah denganku.."

"Ehh??!! T-Tapi aku sudah punya tunangan..."

"Peduli setan soal itu.. Aku akan merebutmu darinya."

"Geh?!"

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


-Cerita ini mengandung fiktif belaka dimohon untuk tidak ngehalu terlalu tinggi ✺◟( ͡° ͜ʖ ͡°)◞✺

-Karakter yang ada di dalamnya saya pinjam dari The Greatest Mangaka Ken Wakui tercintah( ͡°³ ͡°)

-Mengandung kata-kata kasar, OOC, typo yang mungkin bertebaran dimana-mana, jadi mohon untuk di bukakan pintu maap yang seluas-luasnya('。_。`)
All Rights Reserved
Sign up to add ※Tokyo Revengers※ ♡ FALLING IN LOVE WITH PREMAN ♡ || ⋇⋆✦⋆⋇WAKASA IMAUSHI⋇⋆✦⋆⋇  to your library and receive updates
or
#45wakasa
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
FORBIDDEN BONDS cover
Duke's Grip cover
MATHERA cover
Mencintai Suami Bu Dosen (Taekook - GS) (On Going)  cover
GO BACK TO YOU || Markhyuck cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
antagonis wife  [END] cover
Kisah Tak Sempurna [Slow Up] cover
Serena'de cover
MENJADI BABY SITTER  cover

FORBIDDEN BONDS

49 parts Ongoing

Menikah dengan ayahnya sendiri? Jika ada keluarga yang paling gila, itu adalah keluarga Anathama, keluarga dengan peraturan dan tradisi tak masuk akal, harus menikah dengan yang sedarah, yang sayangnya dianggap normal bagi Anathama. Cinta bukan pilihan, tapi takdir yang harus diterima. Dalam tradisi kelam ini, seorang cucu harus memilih antara melawan takdir atau terjerat dalam permainan keluarga yang mematikan. Selayaknya permainan dadu, setiap putaran yang acak seakan memiliki pilihan yang sama, yang tanpa sadar merenggut kebebasan Samantha, yang dipaksa menikah dengan ayah kandungnya. Anathama tak pernah sudi jika darahnya ditoreh darah dari keluarga lain, sekalipun keluarga itu bangsawan kelas atas. Apakah Anathama bisa dihancurkan? Apakah tradisi gila yang turun temurun itu bisa dilengserkan?