Story cover for HOUSEMATE by abinst
HOUSEMATE
  • WpView
    Reads 69
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 69
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Feb 10, 2022
Di sebuah rumah besar yang dulu penuh suara, kini hanya tersisa keheningan. Anindra Muharsa, seorang fotografer berusia 27 tahun, memilih tetap tinggal di Jakarta saat orang tuanya pindah ke Amerika. Tadinya ia pikir ia siap, namun ternyata kesepian tak pernah benar-benar bisa diprediksi. Tiga minggu berlalu, dan rumah itu mulai terasa terlalu sunyi untuk dihadapi sendirian. Hingga terbesitlah ide konyol dari kepalanya untuk menyewakan kamar kosong di rumahnya. 

Saat itulah Prama datang -seorang arsitek pindahan dari Surabaya, calon penghuni pertama di rumah yang selama ini hanya Fara jaga untuk dirinya sendiri.

Awalnya, semua terasa kaku. Banyak aturan, banyak jarak. Tapi waktu, kebersamaan, dan kebiasaan sederhana mulai membentuk sesuatu yang baru. Bukan sekadar berbagi ruang, tapi berbagi hidup.

"Housemate"

Sebuah kisah tentang kesendirian, keberanian membuka pintu, dan kehangatan yang tumbuh pelan-pelan di tempat yang paling tak terduga.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add HOUSEMATE to your library and receive updates
or
#26housemate
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Di Balik Kacamata [END] cover
Housemates [Completed] cover
Thuis cover
Kumpulan Novelet Romansa (one shoot) cover
Regards, Natashira (END) cover
First Lady cover
Trapped in Hope (End) cover
(un)Expected 21st cover
Tempat Pulang: Cerita Cristal & Arka cover
CEZALINE cover

Di Balik Kacamata [END]

72 parts Complete

Hidup di perantauan, jauh dari keluarga, jauh dari rumah, selalu merasa sendiri meskipun ada banyak orang di kota metropolitan yang hampir sama padatnya dengan ibu kota. Perjalanan hidup yang tak mudah, apalagi bagi wanita yang sudah berusia lebih dari seperempat abad sepertiku. Aku kira hatiku sudah mati rasa, tapi sepertinya itu hanya praduga. Tak ada awalan berupa perjodohan maupun ta'aruf, seperti yang pernah aku jalani dulu. Hanya pertemuan alami yang tak terlepas dari kehendak Tuhan. Nyatanya tanpa ku sadari, hatiku perlahan jatuh pada seorang pria berkacamata yang awalnya bahkan tak mendapat perhatian khusus dariku. Perlahan, hal yang biasa berubah menjadi sesuatu yang tidak biasa karena terlalu sering menghabiskan waktu bersama. Satu hal yang terlambat aku sadari adalah kenyataan bahwa setiap manusia memiliki rahasia yang tak diketahui oleh manusia lainnya, begitupun dia. Sesuatu yang tersembunyi rapat di balik kacamata yang ia gunakan. Kacamata itu menjadi dinding pembatas yang menghalangi orang untuk mengetahui jati dirinya yang sesungguhnya. Pada akhirnya, pilihan tetap berada di tanganku. Mau tetap bertahan atau malah memutuskan untuk pergi?